Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Diet bagi Penderita Autisme  

image-gnews
www.sxc.hu
www.sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Makassar - Autis atau autisme adalah salah satu jenis penyakit yang biasa menyerang anak sejak masih balita. Autisme bisa membuat takut para orang tua karena belum ada metode pengobatan yang bisa menyembuhkan penyakit itu secara total. Bahkan penyebab munculnya pun masih membingungkan.

Autisme merupakan gangguan pada perkembangan neurobiologi anak yang berat, sehingga menimbulkan masalah pada sistem komunikasi anak tersebut. Penyandang autisme tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan tak dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

Biasanya tanda-tanda seorang anak menderita autisme mulai terlihat sebelum anak berumur 3 tahun. Penyandang autisme pada umumnya tidak memiliki kemampuan dalam hal fisik, kognitif, mental, pancaindra, emosional, dan perkembangan ataupun kombinasi dari hal-hal tersebut.

Liza Anwar Sutadi, salah seorang konsultan autisme pada anak, menganjurkan para orang tua agar segera memeriksakan anak ke dokter jika melihat adanya gejala penyakit ini. Karena autisme tidak bisa disembuhkan total, intervensi atau Biomedical Intervention perlu segera dilakukan untuk mengurangi dampak dari penyakit ini. “Begitu hari ini didiagnosis autisme, hari ini juga lakukan intervensi,” kata Liza.

Menurut Liza, intervensi ini bertujuan untuk memperbaiki berbagai permasalahan neurobiologi yang terdapat pada seseorang, termasuk pada penyandang autisme. Jika intervensi tidak segera dilakukan ketika gejala didiagnosis, penyakit ini akan terus berlanjut dan efeknya tidak bisa dikurangi hingga penderita dewasa.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk intervensi terhadap anak-anak penderita autisme adalah dengan melakukan diet bahan makanan yang mengandung gula karena dapat semakin memperlambat perkembangan anak dengan autistik. “Pada umumnya penyandang autisme harus diet bahan makanan yang manis, kecuali gula yang berasal dari buah-buahan segar,” Liza menuturkan. Selain itu, bahan makanan lain yang harus dihindari adalah susu, keju, gula, dan tepung terigu.

Penyandang autisme memiliki sistem metabolisme yang berbeda serta kadar gula darah yang mengalami lonjakan naik-turun sewaktu-waktu. Karena sistem metabolisme yang tidak sempurna, sisa-sisa gula dalam pencernaan tidak terserap dengan sempurna, sehingga bisa menjadi pupuk bagi jamur, yang jika tumbuh berlebihan bisa merusak dinding usus.

Sementara itu, pada tepung terigu, terdapat zat perekat yang dapat menempati reseptor opioid di otak dan menyebabkan efek kuat pada perilaku, sama halnya dengan heroin atau morfin. Zat ini menyebabkan berbagai masalah, seperti mengantuk, tidak memiliki perhatian atau bengong, serta memiliki perilaku yang agresif. Zat ini juga mengakibatkan ketagihan dan ketidaktersediaannya dapat menyebabkan penderita melakukan perilaku buruk.
Liza juga menganjurkan agar diet ini dilakukan secara berkelanjutan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Jika melanggar diet dalam sehari saja, sama saja pasien tidak melakukan diet sama sekali,” katanya.

Selain diet, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan otak anak adalah melakukan terapi. Liza menganjurkan agar proses terapi dilakukan selama 40 jam dalam seminggu di samping tetap menjalankan diet.

Untuk menghindari kebosanan selama proses terapi, biasanya dilakukan dengan menghadirkan permainan-permainan yang bisa membuat anak-anak belajar dengan ceria.

Hingga kini, belum diketahui penyebab terjadinya autisme. Namun diduga kuat salah satu faktor penyebabnya adalah gen, dan biasanya mulai terdeteksi sejak 6 bulan di dalam kandungan.

ANISWATI SYAHRIR

Berita Terkait:
Bayi Berukuran Kecil Berisiko Autis
Ibu Obesitas Berpotensi Lahirkan Bayi Autis
Kenali Bayi Autis
Pada Orang Kembar, Faktor Autis Berasal dari Lingkungan
Makanan Terbaik untuk Anak Autis
Beda Otak Anak Autis
Bayi Kurang Berat Badan Berpeluang Autis
Ayah Kreatif Bikin Aplikasi iPad untuk Anak Autis

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

6 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

6 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

13 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

15 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

15 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

16 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

16 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

16 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

19 hari lalu

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.