TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, Harris Thajeb, mengatakan realisasi belanja iklan semester I 2012 naik 25 persen menjadi Rp 40 triliun dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Dia mengatakan realisasi itu sudah merepresentasikan 44 persen dari target belanja iklan hingga akhir 2012 sebesar Rp 90 triliun atau naik 23 persen dari realisasi tahun lalu, Rp 73 triliun.
"Hingga Juni 2012, sektor periklanan telah mengeluarkan dana sekitar Rp 40 triliun dari target hingga akhir tahun Rp 90 triliun,” kata Harris saat dihubungi Tempo.
Menurut dia, kenaikan belanja iklan di semester I disebabkan oleh kejuaraan olahraga sepak bola. Untuk kejuaraan Euro 2012, belanja iklan meningkat hampir dua kali lipat.
“Pada Juni 2012, belanja iklan mencapai Rp 7,6 triliun,” ujarnya.
Perusahaan yang paling banyak membelanjakan iklan yakni di sektor telekomunikasi, produk konsumsi harian, dan perbankan.
Hingga semester I 2012, iklan di televisi masih menjadi primadona perusahaan pengiklan. Iklan televisi berkontribusi sebesar 68 persen dari total belanja iklan, 30 persen oleh iklan koran dan media cetak, dan sisanya radio.
Dia optimistis target belanja iklan untuk 2012 bisa tercapai, apalagi ditopang oleh momen Ramadan. Menurut dia, belanja iklan pada Ramadan diperkirakan meningkat 22 persen dibanding belanja normal.
"Apalagi banyak juga perusahaan yang menambah anggaran untuk momen-momen khusus, seperti Ramadan dan Lebaran, hingga 15 persen,” katanya.
Perusahaan riset The Nielsen Company menyatakan belanja iklan pada kuartal I 2012 naik 20 persen menjadi Rp 15,6 triliun dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Belanja iklan di televisi mencapai 62 persen dari total belanja iklan. Kemudian, surat kabar mencapai 35 persen serta majalah dan tabloid mencapai 3 persen.
DIMAS SIREGAR
Berita Terkait:
Nielsen: Belanja Iklan Bank Melompat Dua Kali Lipat
Iklan Internet Mobile Bakal Kalahkan Media Cetak dan Televisi
Belanja Iklan Naik 20 Persen
Inilah Biro Iklan Online Terbesar di Indonesia
Iklan Lowongan Kerja di Inggris Sepi