Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belanja Iklan Media Digital Ancam Televisi  

Editor

Sugiharto

image-gnews
TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Pusat, Harris Thajeb, mengatakan persentase kenaikan belanja iklan untuk media digital melebihi televisi. “Lambat laun pasar iklan media digital menggerus pasar di media-media konvensional seperti cetak, radio, dan televisi,” katanya, di sela-sela pelantikan pengurus P3I Jawa Timur di Gedung Grahadi Surabaya, Selasa, 4 Desember 2012. 

Ia mencontohkan, rencana belanja iklan 2013 sebesar Rp 113 triliun. Belanja iklan televisi mengambil porsi hingga 67 persen di antaranya, sedangkan 30 persen iklan untuk media cetak lalu 3 persen sisanya ditangani media lainnya, termasuk media digital dan outdor. Tapi, kenaikan belanja iklan digital stabil 100 persen, sedangkan kenaikan iklan televisi hanya 25 persen. “Lama-lama bisa menggerus iklan di media koran dan televisi."

Harris berpendapat, fenomena ini tak lepas dari kondisi demografis penduduk Indonesia yang didominasi usia 15-24 tahun yang notabene penggunaan perangkat teknologi informasi dan internet. Itu sebabnya, ceruk bisnis media digital akan semakin bersinar. Bahkan, sekarang iklan luar ruangan (outdoor) telah berpaling ke digital, berupa LCD. “Berdasarkan studi di Amerika, pembaca lebih mudah mengingat perusahaan dan produk ketika dipampang di layar LCD," tuturnya.

Soal potensi iklan di Jawa Timur, ia menyatakan cukup berpotensi. Dari target belanja iklan nasional 2012 senilai Rp 90 triliun, Provinsi Jatim menyumbang 30 persen atau terbesar kedua setelah Jakarta. Sebagai daerah industri, perdagangan, dan jasa, Harris yakin Jatim memiliki daya jual yang wajib dieksploitasi. Ia berharap 67 perusahaan periklanan di bawah payung P3I Jatim mampu berkembang di bawah kepemimpinan Haries Purwoko, Ketua P3I Jawa Timur periode 2012-2016.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Haries Purwoko berjanji membawa industri periklanan Jawa Timur untuk mampu menjawab tantangan globalisasi. "Saya akan berdayakan potensi," ucapnya. Adapun Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan iklim investasi di Jatim cukup kondusif. Untuk itu, dalam pidatonya, ia mendorong pelaku industri periklanan agar lebih mengasah kemampuan negosiasi. Soekarwo juga berjanji mendorong dinas-dinas untuk bekerja sama dengan P3I.

DIANANTA P. SUMEDI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vice Media Bakal PHK Ratusan Karyawan dan Setop Publikasi Konten

24 Februari 2024

Logo Vice Media. Istimewa
Vice Media Bakal PHK Ratusan Karyawan dan Setop Publikasi Konten

VICE Media Group akan melakukan PHK dan berhenti mempublikasikan konten di situs mereka. Apa sebabnya?


Ini Strategi Startup Adroady Dorong Industri Iklan Outdoor

9 Februari 2018

Pendiri Adroady, Edward Halley (kiri). Foto/Istimewa
Ini Strategi Startup Adroady Dorong Industri Iklan Outdoor

Startup di bidang media luar ruang - Adroady, optimistis bisa membangkitkan kembali industri iklan luar ruang (outdoor) yang selama ini lesu.


Sepanjang 2017, Belanja Iklan Meikarta Lebih dari Rp 1,5 T

1 Februari 2018

Dunia di Meikarta
Sepanjang 2017, Belanja Iklan Meikarta Lebih dari Rp 1,5 T

Direktur Eksekutif PT Nielsen Indonesia Hellen Katherina mengatakan tren belanja iklan sepanjang 2017 menunjukkan pertumbuhan positif.


Kuartal I, Belanja Iklan Traveloka Mencapai Rp 103 Miliar

18 Mei 2016

traveloka.com
Kuartal I, Belanja Iklan Traveloka Mencapai Rp 103 Miliar

Traveloka tercatat sebagai perusahaan yang membelanjakan iklan paling banyak pada program berita dan informasi selama kuartal pertama tahun ini.


5 Seleb Indonesia Jadi Model Coca Cola, Siapa Saja?

24 Februari 2016

Rosie Huntington-Whiteley menghadiri acara peluncuran Coca-Cola Life, edisi terbaru dari Coca-Cola yang menggunakan pemanis alami dari campuran gula dan ekstrak daun stevia, Jumat 19 September 2014 di London, Inggris. Nathan Gallagher/Coca Cola via Getty Images
5 Seleb Indonesia Jadi Model Coca Cola, Siapa Saja?

Perusahaan minuman karbonasi Coca Cola meluncurkan kampanye
global bertajuk Taste The Feeling.


Nielsen: Akhir 2015 Belanja Iklan Tumbuh Capai 118 Triliun

10 Februari 2016

Belanja OnLine. dailymail.co.uk
Nielsen: Akhir 2015 Belanja Iklan Tumbuh Capai 118 Triliun

Pertumbuhan belanja iklan di akhir tahun 2015 bergerak positif dengan angka pertumbuhan sebesar tujuh persen untuk total TV serta media cetak.


Ini Top 10 Iklan YouTube Terpopuler Indonesia Versi Google  

12 Januari 2016

intomobile.com
Ini Top 10 Iklan YouTube Terpopuler Indonesia Versi Google  

Google mengumumkan daftar iklan YouTube terpopuler di Indonesia pada paruh kedua tahun 2015 dan terpilihlah 10 iklan dengan tampilan paling kreatif


MNC Group Kuasai 35 Persen Pasar Iklan Televisi

5 Januari 2016

Gedung MNC Tower Jakarta. Dok. TEMPO/Jacky Rahmansyah
MNC Group Kuasai 35 Persen Pasar Iklan Televisi

Grup MNC, yang terdiri atas channel RCTI, Global TV, dan MNC TV, mendulang pendapatan dari iklan mencapai total sekitar Rp 25 triliun selama 2015.


Hingga September, Belanja Iklan di TV Rp 20 Triliun  

19 November 2015

dailymail.co.uk
Hingga September, Belanja Iklan di TV Rp 20 Triliun  

Sepanjang Januari-September, belanja iklan tumbuh 8 persen menjadi Rp 62 triliun.


Ahok Temukan 'Permainan' di Billboard: Ganti LED  

25 September 2015

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Ahok Temukan 'Permainan' di Billboard: Ganti LED  

Ahok membeberkan kongkalikong dalam pemasangan iklan luar ruang konvensional.