TEMPO.CO, Madiun - Kepolisian Resor Madiun Kota menetapkan empat tersangka yang diduga sebagai provokator bentrok antarpesilat yang terjadi di Madiun, Ahad kemarin. Kepala Kepolisian Resor Madiun Kota, Ajun Komisaris Besar Ucu Kuspriadi, enggan menyebutkan identitas keempat tersangka maupun asal kelompok perguruan silat mereka.
“Dari delapan orang yang diamankan, empat orang ditetapkan tersangka, empat lainnya dipulangkan,” kata Ucu, Senin, 24 Desember 2012.
Bentrokan terjadi antara massa pesilat Persaudaraan Setia Hati (PSH) Terate dan warga PSH Tunas Muda Winongo. Benturan itu dipicu saat belasan pesilat PSH Terate berkonvoi di permukiman basis massa PSH Tunas Muda Winongo di Jalan Kampar, Kelurahan/Kecamatan Taman.
Konvoi dilakukan seusai pengesahan anggota PSH Terate tingkat ranting di Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman. Lokasi kegiatan anggota PSH Terate itu hanya berjarak sekitar 300 meter dari permukiman yang dihuni anggota PSH Tunas Muda Winongo.
Karena dianggap mengganggu ketenangan permukiman, warga akhirnya mencegat dan menghajar para pesilat yang konvoi. Aksi saling lempar batu pun tak bisa dihindari. Beruntung, polisi segera membubarkan tawuran sehingga tidak sampai jatuh korban. Sejumlah sepeda motor yang digunakan pesilat PSH Terate rusak.
Hingga kini, sejumlah aparat kepolisian dibantu Tentara Nasional Indonesia masih bersiaga di sepanjang Jalan Kampar, Kelurahan/Kecamatan Taman, Kota Madiun. “Petugas masih disiagakan sampai suasana kondusif,” ujar Kepala Kepolisian Sektor Taman, Komisaris Burhanuddin.
Sebelumnya, bentrokan dalam skala cukup besar terjadi antar-anggota dua perguruan silat tersebut saat perayaan Sura, 25 November 2012 lalu. Kedua kelompok adu lempar batu di sepanjang Jalan Raya Madiun-Ponorogo.
Jalan Kampar dikenal rentan bentrok antara anggota PSH Terate dan PSH Tunas Muda Winongo. Warga yang menghuni kawasan ini berasal dari anggota dua perguruan silat tersebut. “Warga sini masih bisa rukun meski beda organisasi, tapi yang resek itu orang dari luar kampung sini,” kata Agung, salah seorang warga Jalan Kampar. Kampungnya beberapa kali menjadi langganan bentrok antar-perguruan silat.
ISHOMUDDIN