TEMPO.CO, Kupang - Ketersediaan tempat mandi cuci kakus (MCK) bagi 1.083 pengungsi Gunung Api Rokatenda di Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak sesuai standar karena jumlah MCK hanya lima buah. "MCK yang ada hanya lima buah, dan memang tidak penuhi syarat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Tini Thaedus, kepada Tempo, Senin, 19 Agustus 2013.
Sesuai standar, menurut dia, satu MCK hanya digunakan 20 orang. Namun, kenyataan di lapangan, satu MCK digunakan ratusan pengungsi. Karena itu, dibutuhkan lagi sekitar 23 MCK untuk memenuhi kebutuhan pengungsi Rokatenda. "Kami akan bangun lagi 23 MCK bagi pengungsi Rokatenda," katanya.
Keterbatasan MCK ini, katanya, akan memicu munculnya berbagai penyakit yang menyerang para pengungsi. Sekitar 500 pengungsi menderita sakit. "Mereka sudah mendapatkan perawatan medis dari petugas di sana," katanya.
Penyakit yang diderita para pengungsi antara lain asma, ISPA, dan gatal-gatal. Namun, katanya, ada yang merupakan penyakit bawaan sebelum mengungsi. "Ada juga yang sakit saat di pengungsian," katanya.
Gunung Api Rokatenda di Pulau Palue, Kabupaten Sikka, meletus pada Sabtu, 10 Agustus 2013, yang mengakibatkan lima orang tewas dan ribuan mengungsi ke Maumere. Para pengungsi ditampung di bekas kantor Bupati Sikka.
YOHANES SEO