TEMPO.CO, Denpasar - Keberadaan tenaga kerja asing ilegal di Bali mulai dikeluhkan kalangan penyedia jasa pariwisata di Pulau Dewata. Mereka tidak hanya bekerja di sektor khusus, tapi juga di bidang-bidang yang biasa ditangani penduduk lokal.
“Kami bahkan menemukan perusahaan jasa selam yang seluruh pekerjanya orang asing. Dari manager sampai guide-nya,” kata Ketut Rasna dari Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri) Bali, Selasa, 25 Maret 2014, dalam diskusi yang juga dihadiri oleh perwakilan Imigrasi Denpasar dan Dinas Tenaga Kerja Bali. (baca:Bali, Jakarta dan Batam Paling Diminati Wisatawan Asing)
Menurut Rasna, para pekerja asing itu tidak mempedulikan razia oleh para pengusaha. “Kalau dengan Imigrasi, baru mereka tunduk karena takut dideportasi,” katanya. Rasna mendesak Imigrasi supaya lebih sering melakukan penertiban.
Apalagi, kata dia, kompetensi banyak pekerja asing di Bali sebenarnya jauh di bawah pekerja lokal. Dia mencontohkan kecelakaan yang menewaskan penyelam asal Jepang di Nusa Lembongan baru-baru ini. Menurut dia, instruktur penyelaman waktu itu adalah orang Jepang, tidak ada guide lokal. Akibatnya, instruktur dan penyelam tidak menguasai pola arus di lokasi penyelaman itu.
Keluhan terhadap keberadaan pekerja asing juga disampaikan pengurus Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP), Bali Gde Nurjaya. Menurut dia, banyak orang asing yang masuk ke desa-desa dan menikahi orang lokal lalu membuka usaha atas nama istrinya. “Ini aturannya bagaimana, penghasilan negara bisa hilang,” ujarnya.
Menanggapi keluhan itu, Kepala Seksi Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar, Saroha Manullang, menegaskan, pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi dan penertiban. Hanya, masalahnya, orang asing di Bali sangat banyak sementara jumlah petugas masih kurang. “Karena itu, kami meminta bantuan masyarakat untuk melaporkan hal-hal yang mencurigakan,” ujarnya.
ROFIQI HASAN
Berita lain:
MH370 Jatuh, Seluruh Awak dan Penumpang Tewas
Jatuhnya MH370 Diungkap Satelit Inggris
Pernyataan Lengkap PM Malaysia Soal MH370