TEMPO.CO, Swedia -Peneliti berhasil mendapatkan bibit tanaman bunga pertama yang berusia 110 hingga 125 juta tahun di Portugal dan Amerika Utara. Bibit yang berukuran sangat kecil ini –berdiameter hanya 2,5 milimeter – berada dalam kondisi sangat baik.
“Observasi bibit ini akan memberikan pandangan baru tentang siklus hidup tumbuhan biji tertutup. Ini sangat penting untuk memahami ekologi tanaman bunga di tengah radiasi selama Zaman Kapur,” kata ketua tim peneliti dari Swedish Museum of Natural History seperti dilansir dari Live Science pada Senin, 11 Januari 2016. Ia juga membuat perbandingan kehidupan tanaman purba ini dengan tanaman bunga modern.
Friis memanfaatkan tomografi mikroskopik X-ray, yang memungkinkan mereka menelusuri fosil ini tanpa merusak. Tak hanya satu, mereka mengambil gambar 250 bibit dari 75 spesies berbeda lalu mengungkap embrio dan struktur nutrisi secara mendetil. Setelah gambar tersebut lengkap, mereka membuat model 3 dimensi untuk embrio bunga tersebut.
Dari data yang terkumpul, tim menyimpulkan kalau angiospermae pada masa itu tumbuh dekat dengan tanah, dan mengambil keuntungan dari lingkungan yang tertanggu ini. Kemudian, mereka akan bertumbuh dengan cepat. Fase yang dilalui pun sama dengan angiospermae modern. Sebelum bisa berkembang, embrio akan terlebih dulu melalui fase dorman. Setelah tumbuh melebihi ukuran 1,4 milimeter, barulah mereka dengan cepat bertumbuh jadi tanaman dewasa.
“Kami simpulkan kalau tanaman purba dan modern ini berkerabat, dan fase dorman sudah menjadi dasar bagi pertumbuhan seluruh tanaman bunga secara keseluruhan,” kata dia. Fase dorman, menurut Friis, adalah salah satu cara tanaman untuk menunda pertumbuhan embrio.
Penundaan ini terjadi karena lingkungan belum mumpuni untuk pertumbuhan mereka. Ini merupakan strategi bertahan hidup dari hampir seluruh tanaman bunga.
LIVE SCIENCE | URSULA FLORENE