INFO METRO - Sepanjang tahun 2015, PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) telah berhasil melakukan beberapa terobosan baru dalam mengelola air limbah atau air sungai menjadi air baku yang sesuai standar pengolahan air bersih. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan kapasitas produksinya dari 8.600 liter per detik pada tahun sebelumnya menjadi 8.800 liter per detik tahun 2015.
Untuk meningkatkan volume air baku di tahun 2015, PALYJA menggunakan inovasi teknologi pertama di Asia Tenggara, yaitu Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR), yaitu teknologi dengan menggunakan medium-medium kecil yang bernama Meteor. Teknologi ini diterapkan dalam proses pre-treatment sumber air yang berasal dari Kanal Banjir Barat yang kualitasnya sangat buruk karena telah tercemar limbah. Proses pemurnian air menggunakan Meteor akan mengurai kadar polutan dalam air seperti amonia sehingga layak menjadi air baku dan siap diolah menjadi air minum. Penerapan teknologi ini mampu meningkatkan pasokan air kepada 150 ribu warga Jakarta. Ini merupakan langkah awal mencapai 95 persen cakupan pelayanan pada 2020. Dengan teknologi penyaringan air tersebut, Kanal Banjir Barat mampu memasok air sebesar 550 liter per detik.
Baca Juga:
Tidak hanya itu, sesuai komitmennya, PALYJA juga telah berhasil menekan NRW (Non Revenue Water) atau air yang tidak menghasilkan pendapatan tetap. Selama tahun 1998 hingga 2015, PALYJA mampu menurunkan tingkat kebocoran air baik fisik maupun komersial dari 59,4 persen menjadi tinggal 39,3 persen. Tingkat kebocoran ini mencakup kehilangan komersial 31 persen dan tingkat kehilangan fisik 69 persen. Untuk kebocoran fisik, disumbangkan dari kebocoran fisik pipa distribusi 49 persen, kebocoran sambungan rumah 11 persen, dan bocor pipa primer sekitar 9 persen.
Selain itu, di tahun 2015, PALYJA juga melakukan rehalibilitasi jaringan pipa sepanjang dengan metode gas helium, metode JD7, serta metode suara correlator.
Pada Juli 2015, PALYJA meluncurkan dua program baru untuk semakin memudahkan pelanggan. Pertama adalah proses pencatatan meter air dengan aplikasi berbasis Android. Kedua, proses pengiriman tagihan beserta amplop tagihan yang digantikan oleh spot bill. Proses pencatatan meter sebelumnya menggunakan mesin portable data terminal (PDT). Pada era PDT, petugas harus kembali ke pos masing-masing untuk mengunggah foto meter air hasil pembacaan. Tapi dengan aplikasi khusus yang di-install di ponsel Android, mereka dapat langsung mengunggah foto meter pelanggan secara real time. Jadi makin cepat dan mudah.
Baca Juga:
Sementara dengan spot bill, pelanggan akan menerima slip tagihan saat petugas baca meter air selesai melakukan pembacaan. Melalui program spot bill ini, jeda waktu selama tujuh hari untuk mencetak tagihan setelah pembacaan meter air dapat dipangkas menjadi satu hari saja. Pelanggan pun tak perlu lagi menunggu tagihan dalam amplop yang datang tiap bulan.
Sejak mulai beroperasi pada 1998 hingga 2015, operator penyediaan dan pelayanan air bersih di Ibu Kota ini telah meraih 404.769 pelanggan. Untuk tahun 2015, PALYJA mendapatkan tambahan 3.500 pelanggan.
PALYJA mengembangkan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang sejalan dengan strategi bisnis perusahaan. Visi tanggung jawab (CSR) PALYJA diterjemahkan secara nyata melalui empat fokus utama, yaitu lingkungan (environment), kesehatan dan pendidikan (health and education), kemanusiaan (humanitarian), dan air untuk semua (water for all).