TEMPO.CO, Jakarta - Uji coba penghapusan jalur lalu lintas 3 in 1 di Jakarta akan berakhir Rabu ini. Sejak 4 April 2015 dilakukan evaluasi terhadap program 3 in 1 yang telah berjalan sejak sepuluh tahun lalu.
Dinas Perhubungan, Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya, dan stakeholders lainnya kabarnya akan mengadakan rapat evaluasi atas hasil uji coba ini. Kepala Sub-Direktorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto mengatakan pihaknya akan mengusulkan agar 3 in 1 tetap diberlakukan.
"Kami mengusulkan tetap berjalan dulu sambil menunggu penggantinya. Sebab, seperti ERP, MRT, atau LRT, dan sebagainya, saya kira prosesnya cukup panjang, bisa 1-1,5 tahun karena menyangkut lelang, penyiapan tenaga, dan payung hukum," kata Budiyanto saat dihubungi, Rabu, 13 April 2016.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Budiyanto dan timnya di lapangan, ia melihat ada beberapa ruas jalan yang mengalami peningkatan volume kendaraan, terutama akses yang menuju lokasi 3 in 1. "Baik itu dari utara, barat, timur, maupun selatan yang mengarah Semanggi, Sudirman, dan Thamrin," ujarnya.
Meski beberapa jalur alternatif mengalami penurunan volume kendaraan, seperti di Jalan K.S. Tubun, Jalan Kyai Mansyur, Jalan Abdul Muis, Jalan Palmerah, Jalan Suparman, dan Jalan Rasuna Said, karena pengemudi langsung mengarahkan kendaraannya ke jalur yang sebelumnya diberlakukan 3 in 1.
Selain itu, kata Budiyanto, berdasarkan kajian pada 5-8 April 2016, peningkatan volume kendaraan pada tahap pertama itu sekitar 24,6 persen. Padahal tahap itu pun belum dibarengi aktivitas anak yang masuk sekolah.
Meski pada tahap kedua, yakni 11-13 April 2016 angkanya belum dikaji, Budiyanto mengungkapkan hasilnya tak akan jauh beda dengan uji coba tahap pertama, yakni terjadi peningkatan volume kendaraan.
DESTRIANITA KUSUMASTUTI