TEMPO.CO, Houston - Sekelompok ilmuwan bidang genetika menguak misteri kedekatan evolusi antara manusia dan gorila. Spesies kera besar itu adalah “sepupu” terdekat manusia setelah simpanse.
“Hasil analisis kode genetik menunjukkan manusia dan gorila terakhir memiliki nenek moyang yang sama pada sepuluh juta tahun lalu,” kata Aylwyn Scally, peneliti dari Wellcome Trust Sanger Institute, Amerika Serikat.
Gorila adalah spesies kera besar terakhir yang kode genetiknya rampung diuraikan. Sebelum spesies itu, manusia, simpanse, dan orang utan telah lebih dulu menjalani penguraian kode genetik.
Para ilmuwan yang dipimpin peneliti dari Wellcome Trust Sanger Institute dan Baylor College of Medicine di Houston ini menemukan 15 persen dari kode genetik gorila ternyata lebih dekat ke manusia ketimbang antara manusia dan simpanse, spesies kera besar yang selama ini dinilai paling dekat dengan manusia.
Dalam penelitian itu, para ilmuwan mengurai urutan genetik dari Kamilah, gorila betina dataran rendah bagian barat yang lahir di penangkaran dan sekarang tinggal di San Diego Zoo Safari Park. Mereka juga menganalisis sebagian dari genom dua gorila dataran rendah bagian barat lain serta satu gorila dataran rendah bagian timur.
Hasil penelitian mengungkapkan bagaimana pohon evolusi yang menghubungkan manusia, simpanse, dan gorila, ternyata lebih dekat daripada yang telah diketahui sebelumnya. Scally mengatakan genom tiga spesies itu memang sangat mirip dalam beberapa hal. Manusia dan simpanse berbagi lebih dari 98 persen dari gen mereka. “Sementara manusia berbagi lebih dari 96 persen gen dengan gorila,” ucapnya.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature ini memungkinkan para ilmuwan mengetahui lebih akurat tentang waktu perpisahan nenek moyang manusia, gorila, dan simpanse. Mereka menemukan moyang manusia dan simpanse baru berpisah di simpang jalan pada enam juta tahun lalu, sehingga kekerabatan evolusi keduanya paling dekat.
NATURE | AMRI MAHBUB