TEMPO.CO, Jakarta - Bayern Muenchen berusaha keras menghindari disingkirkan tiga kali berturut-turut oleh klub Spanyol dalam semifinal Liga Champions manakala menjamu Atletico Madrid pada Rabu dinihari, 4 Mei 2016, WIB. Keberhasilan lolos ke final dan menjadi juara akan menjadi kado terindah bagi pelatih Pep Guardiola yang akan hengkang ke Manchester City pada musim depan.
Guardiola diwarisi gelar juara Liga Champions saat bergabung dengan Bayern pada 2013, tapi dia malah gagal berturut-turut pada semifinal turnamen ini musim berikutnya, yakni kalah oleh Real Madrid pada 2014 dan disingkirkan bekas klubnya, Barcelona, musim lalu.
Baca Juga:
Harapannya mencapai final Liga Champions pertamanya sejak Barcelona yang saat itu dia tukangi mengalahkan Manchester United 3-1 pada 2011 menjadi berantakan setelah gol dari aksi cemerlang Saul Niguez membuat Atletico menang 1-0 pada leg pertama.
Karena Guardiola akan berlabuh ke Manchester City, ini adalah peluang terakhirnya menguasai Eropa bersama Bayern, yang menjuarai Piala Eropa untuk pertama kalinya setelah menaklukkan Atletico pada final 1974.
"Ini belum berakhir. Kami masih memiliki peluang. Jika kami kalah, Anda boleh bunuh saya. Namun kami masih punya peluang," kata Guardiola kepada wartawan, seperti dilansir Reuters.
Pelatih Atletico, Diego Simeone, juga yakin peluang untuk timnya masih terbuka. "Bermain di Muenchen berarti tim itu akan punya pendukung yang menyokongnya. Namun kami memiliki peluang mencetak satu gol tandang," ucap Simeone.
Berbeda dengan Bayern yang tak meyakinkan saat pertandingan liga pada Sabtu pekan lalu, tim asuhan Diego Simeone justru cemerlang di Spanyol dengan memenangi enam pertandingan liga terakhirnya dan empat kali berturut-turut clean sheet atau tidak kebobolan.
Atletico menyamai perolehan poin Barcelona, yang memuncaki klasemen setelah mengalahkan Rayo Vallecano 1-0 pada Sabtu, 30 April 2016.
"Kita akan saksikan mana yang menciptakan paling banyak peluang," tutur Simeone seusai pertandingan melawan Rayo.
ANTARA