TEMPO.CO, Surakarta - Banyak anggapan susah menemukan orang jujur di negeri ini. Namun Wanto, pemuda asal Wonogiri, menepis anggapan tersebut. Petugas kebersihan itu mengembalikan tas berisi uang Rp 190 juta yang ditemukannya saat bekerja.
Wanto bekerja di sebuah perusahaan penyedia layanan terpadu berbendera ISS Group. Oleh perusahaannya, Wanto ditugaskan sebagai petugas kebersihan atau cleaning service di Paragon Hotel dan Residences Solo. "Saya sudah delapan bulan bertugas di sini," kata Wanto saat ditemui, Selasa, 24 Mei 2016.
Wanto pun lantas menceritakan kejadian empat bulan silam. Menjelang siang, dia bertugas membersihkan area restoran hotel. "Para tamu baru selesai sarapan," ujarnya. Saat sedang bersih-bersih, pandangannya tertuju pada sebuah tas hitam yang tergeletak di kursi.
Wanto pun melihat sekelilingnya dan tak ada satu pun pengunjung. "Artinya, tas ini pasti ketinggalan di sini," tuturnya. Dia pun memilih mengambil tas tersebut untuk mengamankannya.
Ternyata, tas hitam yang tidak terlalu bagus itu berisi satu telepon seluler serta setumpuk uang. Jumlahnya cukup besar, Rp 190 juta. Wanto lalu menyerahkan tas tersebut kepada petugas keamanan.
Namun, tidak lama kemudian, ada pria yang sudah agak tua masuk ke dalam restoran. "Seperti sedang mencari sesuatu," ucapnya. Wanto kemudian mendekati pria itu.
"Itu tas saya," kata Wanto menirukan ucapan pelanggan tersebut. Sesuai prosedur, Wanto menanyakan isi tas tersebut. Ternyata, jawaban pelanggan itu tepat. Wanto pun menyerahkan tas hitam itu kepada pemiliknya.
Kejadian menjelang siang itu lalu dia laporkan kepada atasannya. "Kami wajib melaporkan semua kejadian kepada pengawas," ujar Wanto. Pengawas pun mengecek ke bagian restoran untuk memastikan kebenaran laporan tersebut.
ISS Group rupanya memberikan apresiasi atas kejujuran pemuda lulusan sekolah menengah pertama itu. Perusahaan multinasional tersebut menganugerahkan Golden Heart Award pada Februari lalu. Wanto dianggap memiliki kejujuran dan integritas tinggi dalam bekerja.
Menurut Wanto, mengembalikan tas tersebut merupakan tindakan spontan. "Tidak terpikir untuk mengambil keuntungan meski ada peluang," tuturnya. Anak petani miskin itu juga tidak kecewa meski pemilik tas hanya memberikan ucapan terima kasih.
Assistant Director of Sales and Marketing Solo Paragon Hotel and Residences Iwan Setiawan mengatakan kejadian tersebut sempat menjadi perbincangan di internal perusahaan. "Banyak yang memberikan apresiasi," ucap Iwan.
Menurut Iwan, kejadian itu menjadi motivasi bagi semua karyawannya untuk bekerja dengan jujur. "Sebagai perusahaan jasa, kejujuran menjadi kunci utama dalam memuaskan pelanggan," katanya.
Apalagi contoh kejujuran tersebut muncul dari seorang pegawai lepas daya yang berposisi rendah. "Ini tentu harus ditiru oleh siapa pun, termasuk orang kaya hingga pejabat," ujar Iwan.
AHMAD RAFIQ