TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia memulai proses verifikasi permintaan kongres luar biasa (KLB), Senin, 30 Mei 2016. Anggota Komite Eksekutif PSSI, Tony Aprilani, mengatakan proses verifikasi dilakukan untuk mengkonfirmasi surat-surat permintaan KLB yang diserahkan perwakilan Kelompok 85 pada 3 Mei lalu.
Dalam proses verifikasi hari pertama, ucap Tony, PSSI mengundang 15 pemilik suara dari Pulau Sumatera untuk datang ke Jakarta. Sayangnya, hanya satu pemilik suara yang hadir ke kantor PSSI di kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
"Hanya Asosiasi Provinsi PSSI Aceh yang hadir. Sisanya, seperti Asprov dari Riau, Bengkulu, Lampung, dan klub Semen Padang, tak hadir dengan alasan dilarang Kelompok 85," ujar Tony kepada Tempo, Senin, 30 Mei 2016.
Tony pun menyayangkan keputusan 14 pemilik suara yang tak mau mengikuti proses verifikasi. Terlebih tekanan dari Kelompok 85 yang menjadi alasannya. Menurut dia, verifikasi merupakan proses awal permintaan KLB di PSSI. Seusai verifikasi, PSSI akan memutuskan pelaksanaan KLB.
Selanjutnya PSSI harus menggelar kongres tahunan dengan mengundang semua pemilik suara dan anggota federasi sepak bola Indonesia. Dalam kongres tahunan, PSSI akan membentuk komite pemilihan dan komite banding pemilihan yang nantinya akan bekerja pada KLB. "Jadi ada proses yang harus dilalui dari permintaan mereka," tutur Tony.
Dalam proses verifikasi, Tony pun menanyakan keabsahan surat permintaan KLB dari Asprov Aceh yang diserahkan Kelompok 85 kepada PSSI. Tony curiga ada unsur tekanan. Sebab, pada Maret lalu, semua Asprov menolak KLB. "Asprov Aceh pun mengaku dapat mendapatkan tekanan dari militer untuk gabung Kelompok 85," katanya.
Sayangnya, perwakilan Asprov Aceh enggan berkomentar ketika ditemui Tempo setelah mengikuti verifikasi PSSI. Pria yang memakai kemeja cokelat dan topi hitam itu memilih bungkam dan meninggalkan kantor PSSI. "Maaf, saya tak bisa bicara," ucap pria yang juga enggan menyebutkan namanya itu.
Anggota Kelompok 85, Gusti Randa, membantah bahwa ada perintah larangan hadir dalam proses verifikasi PSSI. Menurut Gusti Randa, absennya keempat belas pemilik suara murni keputusan masing-masing. "Mungkin mereka berpikir tak perlu lagi ada verifikasi," ujar Ketua Asprov PSSI DKI Jakarta itu ketika dihubungi Tempo.
Gusti Randa pun balik mempertanyakan proses verifikasi yang dilakukan PSSI. Mantan anggota Komite Eksekutif PSSI itu menyebutkan verifikasi tak masuk dalam mekanisme permintaan KLB berdasarkan statuta FIFA dan PSSI. Menurut dia, verifikasi hanya dilakukan jika terjadi dualisme kepengurusan di Asprov atau klub pemilik suara.
Gusti Randa juga membantah tudingan adanya tekanan dari TNI dalam proses terbentuknya Kelompok 85 dan permintaan KLB. Menurut dia, tudingan tekanan militer hanyalah persepsi Tony dan PSSI. "Jika tak ada bukti, tudingan ini bisa menjadi masalah baru," tuturnya.
Sesuai dengan rencana, PSSI akan menggelar verifikasi permintaan KLB selama enam hari kerja mulai Senin, 30 Mei 2016. Namun enam hari tersebut akan disisipkan dalam tiga pekan. "Jadi dimulai pada 30 Mei-2 Juni. Lalu berhenti sepekan karena awal bulan Ramadhan, dan sisa tiga hari dilanjutkan pekan ketiga," kata Sekretaris Jenderal PSSI Azwan Karim, Kamis pekan lalu.
Menurut Azwan, tidak semua anggota Kelompok 85 akan dipanggil mengikuti verifikasi di kantor PSSI. Azwan hanya mengundang pemilik suara yang tak menyertakan surat permohonan KLB asli. "Masih ada beberapa surat permohonan KLB yang dalam bentuk foto dan dicetak di kertas," ucap Azwan.
INDRA WIJAYA