TEMPO.CO, Bandung - Beberapa bulan terakhir ini, tahu bulat menjadi jajanan yang populer di Bandung. Penjualnya yang berkeliling dengan mobil khusus, menyebar di tempat keramaian hingga masuk perumahan. Selain di Bandung, penjualnya menyebar hingga ke Bogor dan beberapa kota di Jawa Tengah serta Jawa Timur.
Tahu bulat merupakan olahan berbahan utama tahu putih yang dibentuk menjadi bulat, umumnya tanpa isi atau kopong. Penjualnya menyajikan tahu bulat hangat dengan cara digoreng di wajan berminyak panas. Proses itu dilakukan di atas bak mobil beratap terpal plastik.
“Sehari rata-rata menjual 2.000 tahu,” kata seorang penjual tahu bulat bermobil di Bandung, Suryana, 21 tahun, Ahad, 24 Juli 2016.
Tahu goreng panas yang kemudian diberi bumbu bubuk sesuai selera konsumen itu dijual dengan harga berbeda. Per buah seharga Rp 500, dan tahu bulat ukuran jumbo Rp 2.000 per tiga buah. Menurut Suryana, daya tahan tahu bulat mentah hanya sehari sebelum berubah rasa menjadi asam.
Untuk menarik minat pembeli, penjualnya memasang pelantang suara di atas kap mobil pick-up. Bunyinya kadang hasil rekaman nyanyian tentang tahu bulat, atau suara penjualnya yang menjajakan sambil mobil berkeliling. “Kalau kami biasanya berjualan dari pagi sampai sore pulang,” ujarnya. Penjual lain ada yang berkeliling sampai malam hari.
Menurut Suryana, penjual tahu bulat merupakan kelompok dari beberapa pemilik yang menyebar. Di kelompoknya yang beroperasi di wilayah timur Bandung, terdiri dari 10 armada mobil. Pemiliknya, Soleh mengatakan, total ada sekitar 30 armada tahu bulat yang tersebar di Bogor, Sentul, Jonggol, Cileungsi, Sukabumi, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, hingga Wonosobo.
Soleh mulai berjualan sejak 2011 di Cilacap dan merintis dengan mobil keliling di Bandung pada 2012. Belakangan penjualnya yang kebanyakan asal Ciamis bertambah banyak. “Pabrik tahu bulat sekarang ada lebih dari 10, agennya lebih dari 50 di Ciamis,” ujarnya. Meskipun persaingan semakin ketat, kata Soleh, penjualan tahu bulat masih stabil karena peminatnya juga bertambah banyak.
ANWAR SISWADI