TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih kepala Persela Lamongan, Sutan Harhara, mengatakan faktor kekalahan timnya 0-1 atas Persib Bandung adalah tidak berjalannya skema serangan balik yang diinstruksikannya. Pada laga lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) A di kandang Persib, Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Jumat malam, 29 Juli 2016, skuad Persela tidak berhasil mencintakan banyak peluang melalui serangan balik.
"Itu merupakan taktik ketika kami sukses melawan Sriwijaya, yakni saat kami mengandalkan banyak counter attack. Dalam pertandingan malam ini pun, kami mendapat counter attack. Sayang, tidak tertuntaskan dengan gol," ucap Sutan kepada wartawan seusai laga.
Sutan mengaku anak asuhnya tidak bermain bertahan dalam laga itu. Menurut dia, skuad berjulukan Laskar Joko Tingkir itu memang sengaja meredam laju bola di benteng pertahanan. Hal itu diterapkan guna memancing skuad Maung Bandung—julukan Persib—keluar menyerang. Jadi, ketika mendapat bola, anak asuhnya bisa melancarkan serangan balik cepat dan menorehkan gol.
Baca: Persib Menang 1-0 Atas Persela, Djanur: Pemain Depan Tumpul
Namun, ujar dia, skema serangan balik yang dia terapkan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Beberapa kali Herman Dzumafo mendapat peluang emas. Tapi, lantaran rapatnya lini belakang Persib, peluang itu tak kunjung berhasil menjadi gol.
Malah sebaliknya, Persib, yang tak sedikit pun mengendurkan serangannya, berhasil membobol gawang Persela yang dikawal oleh Choirul Huda pada menit ke-48 melalui sepakan Robertino Pugliara.
Pemain Persela, Zulvin Zamrun, menuturkan gol yang dilesakkan Pugliara merupakan buah dari kurangnya konsentrasi lini belakang Persela saat laga memasuki awal babak kedua. "Terjadinya gol Persib ke gawang Persela karena kurang kerja sama pemain di lini belakang, juga komunikasi antarpemain kurang," katanya.
AMINUDIN A.S.