TEMPO.CO, Jakarta - PT Pos Indonesia (Persero) tertarik untuk menggunakan kendaraan bertenaga listrik buatan Institut Teknologi Bandung. Sepeda motor listrik beroda tiga itu rencananya untuk menggantikan ribuan armada pos se-Indonesia secara bertahap, sekaligus mendorong kampanye teknologi hijau di negeri ini.
Sekretaris Pos Indonesia Amrizal di lokasi mengatakan pihaknya mempertimbangkan untuk mencari armada baru. Salah satunya bisa berwujud dan berfungsi praktis, terkait dengan jasa pengantaran paket atau barang. “Mobil susah masuk gang, kalau sepeda motor repot bawa barang, ini (trike) bisa lebih lincah,” kata Amrizal, Senin, 22 Agustus 2016.
Saat pameran karya inovasi ITB pada Senin lalu, satu dari empat kendaraan listrik purwarupa yang dijejerkan di depan gerbang kampus tampil beda. Berbentuk sepeda motor roda tiga (trike), kabin pengemudi tertutup sebagian tanpa daun pintu. Bercat jingga, bagian bak di belakang diisi kotak barang bertuliskan dan berlambang Pos Indonesia.
Tahun ini, menurut Amrizal, PT Pos Indonesia berencana menjajal sepuluh trike listrik garapan ITB. Uji coba di lapangan itu berlangsung di Bandung. “Supaya kalau ada apa-apa lebih gampang ke pembuatnya,” ujarnya.
Saat ini, armada pengantar PT Pos se-Indonesia lebih dari 10 ribu sepeda motor, dan lebih dari 7.000 kendaraan roda empat. Rencananya, armada baru kendaraan listrik tersebut tidak hanya sebagai alat pengantar dan pengambilan surat atau paket, melainkan sekaligus melayani keliling transaksi di tempat.
“Alat timbangan menjadi pelengkap di dalam kotak barang,” ujarnya.
Ketua Tim Desain Produk Otomotif Mobil Listrik ITB, Yannes Martinus Pasaribu, mengatakan PT Pos Indonesia berencana untuk mengembangkan kendaraan ringan pendukung kecepatan layanan logistik dalam kota berbasis energi listrik. Keuntungan armada jenis trike listrik tersebut, yakni biaya produksi yang lebih murah, menyediakan ruang barang lebih besar dari sepeda motor, dan dapat masuk ke jalan kecil.
“Lebih seimbang, aman, dan nyaman bagi operatornya dibandingkan sepeda motor,” kata Yannes kepada Tempo.
Konsep makro pengoperasian dari kendaraan trike listrik garapan ITB adalah sistem pendataan barang lewat kode batang (barcode) yang dapat diselaraskan dengan teknologi GPS operator dan motornya. Cara itu untuk meningkatkan pengalaman pengguna jasa lewat kemampuan alat untuk memantau keberadaan barang kirimannya secara rinci dan real time. Kendaraan berkapasitas kargo hingga 3 meter kubik tersebut bisa melintasi jalan kota selebar 2-3,5 meter.
ANWAR SISWADI