TEMPO.CO, Aden - Lebih dari 40 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa bom bunuh diri di sebuah fasilitas militer di Kota Aden bagian selatan di Yaman. Hal tersebut disampaikan oleh Medicins Sans Frontieres, kelompok amal yang bertugas membantu korban perang di Yaman.
Medicins Sans Frontieres mengatakan serangan bom bunuh diri dengan menggunakan mobil terjadi di sebuah kamp latihan militer di Aden, kota terbesar kedua di Yaman, pada Senin, 29 Agustus 2016.
Penyerang mengendarai kendaraan roda empat ke arah kerumunan anggota baru di kamp yang digunakan milisi Perlawanan Rakyat pro pemerintah.
Tidak jelas siapa yang berada di balik serangan itu, meskipun pemboman di kota pelabuhan selatan itu sering dilakukan militan dari Al-Qaeda ataupun kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Laporan dari sumber-sumber lain menyebutkan korban tewas antara 45 dan 60 orang serta puluhan lainnya mengalami luka serius.
Serangan itu terjadi di tengah upaya terbaru untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 18 bulan, antara pemerintah yang didukung koalisi pimpinan Arab Saudi dan pemberontak Houthi yang didukung Iran.
PBB mengatakan lebih dari 9.000 orang terutama warga sipil tewas dalam pertempuran itu. Sekitar 2,5 juta warga Yaman juga telah mengungsi.
Pemerintah dan pemberontak telah merespons secara positif inisiatif negara-negara Teluk yang didukung Barat untuk segera mengakhiri konflik. Rencana yang diumumkan pekan lalu oleh Amerika Serikat, menyerukan penarikan pemberontak Syiah Houthi dari Sanaa, ibu kota Yaman, dan pembicaraan mengenai pembentukan pemerintah persatuan.
Pemberontak mengatakan mereka siap untuk memulai kembali perundingan jika koalisi pimpinan Arab Saudi berhenti menyerang dan mengepung wilayah yang mereka kuasai.
Koalisi Arab Saudi telah melakukan serangan udara di Yaman sejak Maret 2015 sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional.
Kampanye ini dimulai setelah pemberontak Houthi, yang didukung oleh pendukung mantan Presiden Ali Abdullah Saleh mengambil alih beberapa wilayah termasuk Sanaa, memaksa pemerintah ke pengasingan.
INDEPENDENT | BBC | CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA