TEMPO.CO, Jakarta - Matematika biasanya menjadi momok bagi para siswa. Akibatnya, banyak siswa yang tidak menyukai mata pelajaran ini.
Namun, sebelum Anda menyalahkan anak, ada baiknya Anda mencari penyebabnya terlebih dahulu. Karena menurut Guru Besar Matematika Universitas Gadjah Mada, Widodo, murid di Indonesia tidak menyukai matematika akibat faktor buku, guru dan orang tua.
Widodo mengatakan tidak banyak buku matematika yang memiliki konteks, akibatnya matematika terasa seperti mata pelajaran yang abstrak.
"Misalnya, anak SMK dengan jurusan ekonomi, ya kaitkan pembelajaran matematika dengan konteks ekonomi, ujarnya dalam Media Gathering 21ST Century Math Skills: Change The Focus from Calculation to Exploration yang diselenggarakan Casio pada Selasa, 4 Oktober 2016 di Jakarta.
Selain itu faktor guru juga sangatlah penting dalam pembelajaran matematika.
"Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sekitar 11,35 persen guru di Indonesia tidak memiliki kompetensi yang mumpuni. Pola pikir guru juga sebaiknya diubah, dari yang menganggap matematika hanya sekadar berhitung menjadi matematika merupakan eksplorasi." imbuhnya.
Tidak hanya perubahan pola pikir, guru juga harus bisa memotivasi siswa untuk berhasil.
"Beri kesempatan kepada siswa yang kurang bisa matematika untuk berhasil, misalnya dengan memberi perhitungan sederhana. Ketika berhasil, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan semangat mereka akan meningkat."
Terakhir, motivasi tidak hanya datang dari guru, namun juga dari orang tua. Widodo mengingatkan agar para orang tua tidak menanamkan pikiran bahwa matematika itu sulit kepada anak.
Berita lainnya: