TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Program Saiful Mujani Research and Consulting Sirojudin Abbas mengatakan masyarakat merasa pemerataan kesejahteraan saat ini sama saja dibandingkan tahun lalu. Ini terungkap dari hasil survei yang diadakan SMRC pada Oktober.
"Masyarakat menganggap kesejahteraan masih tak mengalami perubahan dari sebelumnya," kata Sirojudin di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Ahad, 23 Oktober 2016.
Dari hasil survei nasional SMRC, 43 persen masyarakat merasa pemerataan kesejahteraan sama saja, atau tak mengalami perubahan dari tahun lalu. Sebanyak 28 persen masyarakat merasa kesejahteraan semakin tidak merata, dan 24 persen masyarakat merasa kesejahteraan sudah merata.
Baca Juga: Catatan Penegakan Hukum dan HAM di Pemerintahan Jokowi
Selain itu, dari hasil survei tersebut 38 persen masyarakat merasa kebutuhan berobat semakin ringan. Sebanyak 26 persen masyarakat merasa kebutuhan berobat semakin berat, dan 33 persen masyarakat merasa pemenuhan kebutuhan berobat sama saja dibandingkan tahun lalu.
Untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan, 36 persen masyarakat merasa semakin ringan dibandingkan tahun lalu. Sebanyak 29 persen masyarakat merasa memenuhi kebutuhan pendidikan semakin berat, dan 29 persen masyarakat merasa pemenuhan kebutuhan pendidikan sama saja dibandingkan tahun sebelumnya.
Sirojudin menuturkan kondisi ekonomi secara umum, belum memenuhi harapan publik. Namun menunjukkan kecenderungan membaik, dan publik semakin optimistis melihat kondisi ekonomi di tahun-tahun mendatang.
Simak: Jokowi: Masyarakat Kita Pintar tapi Senangnya Mungli
Sirojudin menambahkan, untuk pembukaan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, pemenuhan kebutuhan pokok, dan pemerataan kesejahteraan masih menjadi tantangan pemerintahan saat ini. "Ini tetap menjadi tantangan serius pemerintah, meski ada perbaikan sedikit."
DIKO OKTARA