TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menyadari bila perekonomian global tengah mengalami pelemahan. Namun, ia tidak ingin situasi yang terjadi di luar Indonesia itu malah merambat ke pasar domestik. Di hadapan 100 chief executive officer (CEO), Jokowi mengajak agar pelaku pasar bersikap optimistis.
Salah satu yang menjadi alasan untuk bersikap optimistis ialah keberhasilan program pengampunan pajak (tax amnesty). Presiden menilai kesuksesan tax amnesty belakangan ini tertutupi oleh suhu politik yang menghangat, khususnya di Jakarta. "Fokus. Konsentrasi pada persoalan yang akan menjadi target kita semua," kata Jokowi di Jakarta Convention Center, Kamis, 24 November 2016.
Di acara Kompas 100 CEO Forum itu, Jokowi tak hanya membahas soal tax amnesty saja. Kebijakan deregulasi atau paket kebijakan ekonomi, peluang membuka pasar ekspor baru, pembangunan infrastruktur hingga terpilihnya Presiden Donald Trump ikut disinggung.
Senada seperti saat memberi sambutan di acara pertemuan tahunan Bank Indonesia kemarin, presiden menyatakan harus ada sisi positif yang bisa dilihat dari terpilihnya Trump. Jokowi melihat ada peluang bagi Indonesia bila Amerika Serikat pada akhirnya memilih untuk menguatkan sektor ekonominya. Peluang itu ialah meningkatnya ekspor Indonesia ke Amerika yang saat ini baru menyentuh angka 11 persen.
"Ini justru kesempatan kita. Memandangnya kok selalu pesimis," kata dia. Indonesia, lanjutnya, bisa mengandalkan produk seperti furniture atau tekstil untuk mendongkrak ekspor ke Amerika.
Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi bisa berada di interval 5,1 persen hingga 5,4 persen pada 2017. "Insha Allah perkiraan kami naik," ucap Presiden Jokowi.
ADITYA BUDIMAN