TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meninjau lokasi gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Gempa berkekuatan 6,4 skala Richter itu terjadi Rabu kemarin dan tercatat sudah menelan lebih dari 100 korban jiwa.
Gatot, saat mendatangi posko yang didirikan di sekitar lokasi terdampak, mengatakan pihaknya telah mengirim Satuan Tugas (Satgas) Kesehatan TNI.
“Tenaga medis berupa dokter bedah, ortopedi, (dokter) anak, dan anestesi,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan pers Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Kamis, 8 Desember 2016.
Gatot yang datang atas instruksi presiden meyakini bahwa tim medis sudah siap sedia dengan seluruh perlengkapan. "Ini semua akan dilaporkan kepada Presiden,” ujarnya.
Dia pun menyempatkan diri berkomunikasi dengan warga setempat. “Saya sudah perintahkan prajurit menyiapkan rumah sakit lapangan untuk menampung korban gempa karena rumah sakit setempat sudah overload," tuturnya pada warga.
Gatot berserta rombongan pun sempat mengunjungi lokasi yang dinilai sebagai wilayah terdampak paling parah, yaitu Desa Gampong, Masjid Tuha, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya. Di tempat tersebut, tim gabungan TNI telah mendirikan Posko Tanggap Darurat di halaman kantor Bupati Pidie Jaya.
Gatot juga meninjau perumahan dinas Prajurit Kompi Senapan B Bhirawa Yudha Batalyon Infanteri 113/Jaya Sakti yang terdampak gempa. Dalam kesempatan tersebut, dia memberi santunan kepada prajurit untuk biaya perbaikan rumah.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Wuryanto membenarkan bahwa gelombang pertama Satgas Kesehatan TNI terdiri dari 218 personel gabungan.
"Iya, benar jumlah itu, dan didukung juga (petugas) marinir dan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad)," ujar Wuryanto saat dikonfirmasi Tempo, Kamis, 8 Desember.
Adapun 218 personel gabungan itu terdiri dari 82 prajurit Batalyon Kesehatan Kostrad TNI, 61 prajurit Marinir Angkatan Laut, dan 31 personel Badan SAR Nasional.
Ada juga 6 dokter spesialis dari Rumah Sakit Mintohardjo TNI AL dan 1 orang dokter umum. Sisanya adalah 35 personel kesehatan marinir yang terdiri dari 2 dokter umum dan 33 personel kesehatan.
Gelombang pertama satgas kesehatan itu berangkat pada Rabu sore menggunakan pesawat Hercules C 130 TNI Angkatan Udara
YOHANES PASKALIS