TEMPO.CO, Bandung - Tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menghitung potensi kerugian akibat aktivitas Sesar Lembang. Sesar atau patahan yang memanjang 29 kilometer ke arah timur-barat di utara Bandung tersebut telah dipastikan berbagai riset sebagai sesar aktif.
Dari riwayat kegempaan dan panjangnya, skala kekuatan gempa dari Sesar Lembang bermagnitude 6,5 hingga 7.
Anggota tim riset ITB, Nuraini Rahma Hanifa, mengatakan mereka menghitung nilai guncangan dan percepatan gempa dari aktivitas Sesar Lembang di Kota Bandung. Tim juga menghitung risiko ekonomi dan perkiraan kerusakan bangunan.
"Cara menghitung kerusakan bangunan dengan kurva kerentanan bangunan," ujarnya dalam acara Rembug Gempa di Tatar Bandung yang digelar di Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bandung, Selasa, 13 Desember 2016.
Dengan fokus pada permukiman penduduk, tim menghitung ada 2,5 juta rumah. Rumah yang berpotensi rusak ringan 1 juta unit, rusak total 500 ribu rumah, selebihnya atau 1 juta rumah rusak sedang.
"Dengan menghitung asumsi Rp 6 juta per meter persegi untuk biaya membangun rumah, kerugian akan mencapai Rp 51 triliun," kata Rahma. Sebelumnya, ujarnya, ada hitungan kerugian dari perusahaan asuransi sebesar Rp 41 triliun.
Pakar mitigasi bencana dari ITB yang tergabung dalam tim tersebut, Irwan Meilano, mengatakan dampak serius dari aktivitas Sesar Lembang terkait dengan infrastruktur seperti bangunan yang rentan terhadap gempa. Hasil dari simulasi yang pernah dilakukan, korban jiwa diperkirakan ribuan orang.
ANWAR SISWADI
Baca:
Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging
Apple Resmi Rilis iOS 10.2, Tawarkan 100 Emoji Baru
Google Hentikan Usaha Pengembangan Mobil Otonom Sendiri