TEMPO.CO, Jakarta - Tawa dan teriakan penuh semangat membuncah dari area tenis meja di sudut kanan Pong!Me, sebuah lounge di Jalan Gunawarman Nomor 37, Jakarta Selatan, bersaing dengan musik R&B yang berdentum keras di ruangan bergaya classic vintage berdinding penuh mural nyeleneh dan lucu.
Di sudut itulah Kevin Cornelius, 18 tahun, bermain pingpong dengan kawannya sesama mahasiswa Universitas Parahyangan, Billy Gratia, 18 tahun. Adapun tiga kawan perempuan Kevin asyik mengobrol di sofa kayu warna karamel. Di hadapan mereka terdapat dua piring kentang goreng yang tersaji di atas meja kayu pendek.
Baca Juga:
Kata Kevin, ia langsung jatuh hati pada Pong!Me karena fasilitas meja pingpong sekaligus menu makanan yang enak. "Seru aja bisa main pingpong sambil nongkrong bareng teman. Baru sekarang nemu tempat seperti ini," ujar dia.
Pong!Me adalah lounge pertama di Asia yang menyediakan fasilitas tenis meja. Ide membikin tempat nongkrong seperti ini muncul setelah sembilan pemilik Pong!Me--di antaranya pemain sepak bola Irfan Bachdim, pembalap Rifat Sungkar, dan model Mario Lawalata--melakukan riset cukup lama.
Meski memakai kata "pong" sebagai nama lounge, para bos Pong!Me tidak ingin diingat sebagai tempat main pingpong saja. Pong!Me pengin dikenal sebagai tempat nongkrong yang punya koleksi kuliner resep bikinan sendiri (homemade) beragam, dari hidangan Barat, Italia, juga Indonesia.
Banyak tamu memuji rasa masakan yang diracik koki Pong!Me seperti Classic Onion Ring with Barbecue Sauce, Chicken Quesso, dan Burger! Me. Untuk minumannya, Sangria Punch dan Banana Smoothie.
Dari kelimanya, yang jadi juara adalah Sangria Punch dan Burger!Me. Burger!Me yang berukuran jumbo patut Anda coba. Roti yang dibikin sendiri oleh koki Pong!Me cukup tebal, tapi lembut. Pas untuk mengapit salad berlumur keju dan daging panggang seberat 200 gram yang superlezat. Sedangkan Sangria Punch, yang memadukan sari dan irisan lemon, jeruk, daun mint, jeruk nipis, serta apel sekaligus, terasa segar di tenggorokan.
Yang unik dari Pong!Me adalah dua lantainya memiliki gaya yang berbeda. Lantai satu terkesan cozy dan nyentrik dengan adanya mural dan hiasan dari raket pingpong nan lucu. Sedangkan lantai dua menampilkan gaya Amerika yang romantis, berkat penggunaan bata merah untuk dinding, serta sofa hitam bergaya klasik. Jika ingin ruangan privat untuk nongkrong ataupun rapat, ruang VVIP berkapasitas 15 orang yang terlihat elegan karena berdinding bata putih bisa menjadi pilihan.
Ingin main pingpong saja tanpa pesan makan juga boleh. Namun tujuh meja pingpong di dua lantai Pong!Me tak gratis. Meja mana saja bisa Anda pakai, baik yang tampilannya "biasa saja" maupun yang permukaannya bergambar unik, serta yang berlapis kaca. Yang terakhir, meski licin dan agak susah digunakan, justru jadi favorit pengunjung yang mencari tantangan bermain pingpong.
Kalau Anda belum bisa main pingpong, tak perlu berkecil hati. Ada yang bakal sabar mengajari Anda cara melakukan servis, menangkis, hingga teknik menyulitkan lawan. Agar tak kehabisan meja pingpong, Anda disarankan melakukan reservasi via telepon, pesan BlackBerry Messenger, ataupun akun Twitter @pongmelounge. Pong!Me, yang buka pukul 09.00-23.00 saat hari biasa dan pukul 09.00-01.00 dinihari ketika akhir pekan, ramai pada jam pulang kerja.
Pong!Me juga menawarkan empat permainan seru kepada para pengunjung yang datang berkelompok, yakni Beer Pong, Berlin Pong, Baseball, dan Use Your Friend's Arm. Dari keempatnya, Beer Pong-lah yang menjadi idola. Cara mainnya memang seru. Anda diminta melemparkan bola pingpong ke gelas bir yang diletakkan agak jauh dari posisi duduk. Jika bola masuk ke gelas, baru Anda boleh meminum bir di dalamnya.
Ya, Pong!Me memang tak mau tanggung-tanggung jualan pingpong. Apa yang penggemar pingpong inginkan akan sebuah tempat nongkrong ada di sini. Seperti tulisan mural di lantai dua Pong!Me, whatever the question, pingpong is the answer.
Berita lainnya:
Otel Lobby, Restoran dengan Suasana Lobi Hotel
Berani Mencicipi Balut, Embrio Telur dari Filipina?
Kopimana27, Kafe dengan Citra Feminisme