TEMPO.CO, Pittsburgh - Sebuah studi baru mengungkap bahwa jumlah akun media sosial yang dimiliki seseorang dapat mengungkapkan banyak hal tentang kesehatan mental orang tersebut.
Orang dewasa muda yang menggunakan tujuh hingga 11 platform berbeda memiliki peluang lebih dari tiga kali lipat mengalami gejala depresi dibandingkan mereka yang menggunakan nol hingga dua media sosial, menurut para peneliti dari Pittsburgh sebagaimana dikutip Daily Mail, Jumat 23 Desember 2016.
Para ahli mengatakan upaya untuk mempertahankan kehadiran di beberapa platform sebenarnya dapat menyebabkan depresi dan kecemasan.
"Mungkin orang yang menderita gejala depresi atau kecemasan, atau keduanya, cenderung menggunakan berbagai outlet media sosial,” kata Brian A. Primack, MD, Ph.D., Direktur CRMTH dan Wakil Rektor di Sekolah Ilmu Kesehatan University of Pittsburgh.
Primack dan timnya melakukan survei pada tahun 2014 kepada 1.787 orang dewasa AS berusia 19 hingga 32 dengan menggunakan alat penilaian depresi dan kuesioner untuk menilai penggunaan media sosial.
Kuesioner itu menanyakan tentang 11 platform media sosial paling populer pada saat itu: Facebook, YouTube, Twitter, Google Plus, Instagram, Snapchat, Reddit, Tumblr, Pinterest, Vine dan LinkedIn.
Setelah meninjau data, peneliti menemukan bahwa partisipan yang menggunakan tujuh sampai 11 platform memiliki peluang 3,1 kali lebih tinggi untuk melaporkan gejala depresi dibandingkan rekan-rekan mereka yang menggunakan nol hingga dua platform.
Mereka yang menggunakan platform paling banyak memiliki 3,3 kali lebih tinggi kemungkinan gejala kecemasannya dibandingkan rekan-rekan mereka yang menggunakan platform paling sedikit.
Para peneliti mengontrol faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, termasuk ras, jenis kelamin, status hubungan, pendapatan rumah tangga, pendidikan dan jumlah waktu yang dihabiskan di media sosial.
Primack, yang juga adalah seorang profesor kedokteran di Pittsburgh, menekankan bahwa hubungan langsung dari faktor ini belum jelas. "Misalnya, mereka mungkin mencari tahu beberapa platform untuk pengaturan yang terasa nyaman dan diterima. Namun, bisa juga mereka yang berusaha untuk mempertahankan kehadiran di beberapa platform sebenarnya menyebabkan depresi dan kecemasan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahuinya," ujar Primack.
DAILY MAIL | ERWIN Z
Baca:
Video: DJ Kelas Dunia Ramai-ramai Bikin Lagu 'Om Telolet Om'
Pasang Klakson Telolet Impor, Harganya Rp 2,5 Juta
Jerman Akan Denda Facebook Rp 7 M untuk Satu Berita Hoax