TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPK-GBK) menyatakan bermitra dengan Dodi Triyono, korban pembunuhan di Pulogadung, Jakarta Timur. Dodi merupakan salah satu mitra kerja lama PPK-GBK.
"Dodi Triono berencana mengembangkan sebagian area GBK," kata Humas PPK-GBK, Dyah Kumala Sari, dalam keterangan tertulis, Rabu, 28 Desember 2016.
Baca: Korban Pembunuhan Sadistis di Pulomas Pemenang Tender Proyek GBK
Dyah mengatakan area yang akan dikembangkan tidak terkait langsung dengan pekerjaan renovasi GBK dalam rangka Asian Games 2018. Dodi tidak memiliki hubungan kerja langsung dalam proyek renovasi Stadion Utama GBK.
Dodi menjadi korban pembunuhan setelah rumahnya di Jalan Pulomas Utara, Pulogadung, Jakarta Timur dimasuki perampok, Selasa, 27 Desember 2016. Ia bersama dengan 10 orang lainnya yang berada di rumah disekap di dalam kamar mandi kecil tanpa ventilasi. Mereka diduga disekap sejak Senin, 26 Desember 2016 sore.
Baca: Suara Rintihan dan Pembunuhan Sadis Pulomas
Dodi dan lima orang lainnya tewas diduga karena kehabisan oksigen selama disekap. Kelima korban lainnya merupakan anak Dodi yaitu Diona Arika, 16 tahun dan Dionita Gemma, 9 tahun; Amel, 10 tahun, yang merupakan kawan Gemma; serta sopir keluarga yaitu Yanto dan Tasrok.
Lima orang lainnya ditemukan dalam keadaan hidup. Mereka adalah Zanette Kalila, 13 tahun; Emi, 41 tahun; Santi, 22 tahun; Fitriani, 23 tahun; dan Windy, 23 tahun.
Para korban ditemukan pertama kali oleh Sheila Putri, teman kuliah Diona. Sheila berkunjung ke kediaman kawannya karena Diona tak bisa dihubungi. Mereka berencana pergi bersama.
Baca: Pesan Terakhir Korban Pulomas: Mama Aku Udah Belajar Salat
Korban Perampokan Pulomas Sering Ajak Tetangga Karaoke
VINDRY FLORENTIN | INGE KLARA