TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Disaster Victim Identification (DVI) Markas Besar Polri, Komisaris Besar Anton Castilani, menyampaikan data 10 korban meninggal kapal Zahro Express. Satu di antaranya sudah teridentifikasi pada hari kejadian kebakaran kapal itu, sedangkan lima lainnya diumumkan oleh pihak Rumah Sakit Polri kemarin, Selasa, 3 Januari 2017.
Empat orang yang baru teridentifikasi hari ini, Rabu, 4 Januari 2017, adalah Nia Kurniati, 33 tahun, perempuan asal Bogor; Nelson Cornelius, 39, laki-laki, Tangerang; Dewi, 36, perempuan, Tangerang; serta Tjung Tho Kie, 60, perempuan asal Teluk Gong.
Kapal Zahro Express yang terbakar di perairan Jakarta Utara pada 1 Januari 2017 menelan 23 korban meninggal. Puluhan dilaporkan luka-luka, dan lebih dari seratus orang selamat. Pada hari kebakaran baru 3 orang yang bisa diidentifikasi karena kondisi para korban meninggal umumnya terbakar. Ketiga orang itu adalah Masduki,75 tahun, Jackson Wilhamos (40) asal Pondok Aren, dan Eli Aliyah (43) dari Cibinong, Bogor.
Dua hari berikutnya pihak Rumah Sakit Polri mengumumkan nama lima korban lainnya. "Hari ini kami bisa mengidentifikasi lima korban," ujar Kepala Pusat Medik dan Kesehatan Mabes Polri Brigadir Jenderal Arthur Tampi saat menggelar konferensi pers di Rumah Sakit Polri, Selasa, 3 Januari.
Berikut ini lima jenazah yang berhasil diidentifikasi.
1. Otih Sugiarti, 69 tahun, asal Bandung. Teridentifikasi dari data sekunder, yakni jenis kelamin dan sejumlah perhiasan yang digunakannya, yaitu sepatu putih, arloji, dan baju merah.
2. Muhammad Nurdin, 40 tahun, asal Depok. Teridentifikasi lewat data primer, yakni riwayat perawatan gigi. Gigi Nurdin diketahui memiliki tambalan sementara dan ada gusi yang hilang.
3. Nazwa Sarla asal Depok. Teridentifikasi dari data primer, yakni adanya gigi yang hilang dan tambalan sewarna. Ada pula gigi yang belum sempurna. Dari data sekunder, jenazah diketahui berjenis kelamin perempuan, 11-12 tahun, dan memiliki tinggi 145 sentimeter.
4. Yeti Herawati, 43 tahun, asal Bogor. Teridentifikasi dari data primer, yakni tak adanya gigi taring.
5. Muhammad Bonyamin, 43 tahun, asal Cilandak. Teridentifikasi dari data primer, yakni gigi taring gingsul. Data sekunder dari adanya jenazah laki-laki berumur sekitar 40 tahun dan ditemukan adanya kumis.
REZKI A / EGI ADYATAMA