TEMPO.CO, Jakarta - Sejak Desember 2016, banjir rob melanda warga Muara Angke, Jakarta Utara. Air dari laut datang setiap harinya pada pagi atau sore. Ketika hujan lebat, banjir semakin menjadi-jadi.
Tempo yang menelusuri Jalan Pendaratan Ikan, Muara Angke, pada Selasa, 10 Januari 2017, terhalang oleh rob setinggi 30-50 sentimeter. Banjir itu merendam permukiman dan bangunan lain di kawasan tersebut.
Lihat Juga:
Ratusan Rumah Terendam Rob di Muara Angke
Banjir rob setiap laut pasang ini terjadi setelah tanggul laut jebol pada pertengahan tahun lalu. Sejak itu, tidak ada perbaikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah.
Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, mengatakan untuk mengatasi bencana tersebut tidak bisa ditangani secara parsial atau sebagian. Pemerintah DKI akan melakukan upaya menyeluruh secara bertahap dalam mengatasi banjir di kawasan yang berdekatan dengan pelabuhan itu.
Selain itu, DKI akan melakukan upaya intervensi program pengembangan kawasan terpadu pelabuhan. Dengan upaya tersebut, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Namun ada kendala untuk merealisasi itu semua.
"Baru dapat diupayakan setelah Kementerian Perhubungan menyelesaikan secara kelembagaan penyerahan kewenangan pengelola dan manajerial di kawasan Pelabuhan Muara Angke kepada Pemprov DKI," katanya.
Fokus Pemprov dalam kurun dua tahun ini, kata Sumarsono, adalah untuk mengurangi banjir rob di kawasan Muara Angke agar tidak masuk hingga ke pelabuhan. "Kita sudah membangun semacam tanggul dan membuat saluran untuk air laut agar tidak liar ke mana-mana. Tahun ini akan diselesaikan. Muara Angke belum dibangun tanggul laut."
REZA SYAHPUTRA | UWD