TEMPO.CO, Jakarta - Produk selai cokelat Nutella banyak diperbincangkan di Twitter belakangan ini. Orang-orang dari berbagai penjuru dunia mencari tahu ihwal tudingan Nutella mengandung minyak sawit dengan karsinogen, yang kerap dituduh sebagai penyebab kanker.
Pada Mei 2016, Otoritas Keamanan Makanan Eropa (ESFA) mengumumkan minyak sawit berpotensi mengandung karsinogen saat diproses dengan temperatur tinggi, bahkan lebih banyak dibanding minyak nabati lain ketika disuling dengan temperatur di atas 200 derajat Celcius.
Akibat kekhawatiran itu, banyak pelaku retail besar di Eropa yang memboikot produk makanan ini. Padahal banyak makanan olahan yang menggunakan minyak sawit, termasuk es krim, kue kering, kue basah, roti kemasan, dan margarin. Minyak ini juga bisa ditemukan dalam produk-produk non-makanan.
Isu ini kemudian menjadi besar di Italia setelah jaringan swalayan Coop memboikot semua produk yang mengandung minyak sawit. Produsen roti terbesar di negara itu, Barilla, juga melakukan langkah yang sama dan memasang label "bebas minyak sawit" di semua produknya.
"Nutella bisa menyebabkan kanker dan langsung dilarang di pasaran. Rokok juga menyebabkan kanker, tapi masih saja dijual," tulis seorang pengguna Twitter dengan akun @ReconBlackbird. Selama isu ini bergulir, banyak orang yang tak gentar mengkonsumsi Nutella.
Seperti dilansir India Times, Asam lemak glisidil (GE) menjadi pusat perhatian soal kanker. Sebab, asam lemak glisdil baru bisa terbentuk ketika minyak sawit dipanaskan di atas 200 derajat Celcius.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Agrikultur PBB juga menekankan risiko yang sama seperti temuan ESFA terkait dengan kandungan asam lemak glisidil dari pemanasan minyak sawit pada makanan. Hanya saja, dua lembaga ini tak melarang masyarakat mengkonsumsi makanan yang mengandung minyak sawit. Begitu juga Otoritas Obat dan Makanan Amerika Serikat yang tidak memboikot produk yang mengandung minyak sawit.
Pihak Nutella sudah membuat klarifikasi terkait dengan isu tersebut. Produk makanan asal Italia ini tak hanya menggunakan minyak sawit, melainkan minyak biji bunga matahari. Minyak sawit digunakan agar tekstur produk menjadi lembut.
"Membuat Nutella tanpa minyak sawit akan menghasilkan produk yang kurang berkualitas dan berarti kemunduran," kata Vincenzo Tapella, Manager Pemasaran Ferrero–produsen Nutella, kepada Reuters.
PIPIT
Artikel lain:
Waspadai Meningitis, Apa Saja Gejalanya?
Hitung Kalori Makanan agar Asupan Nutrisi Tak Berlebih
Alasan Kenapa Wanita Asia Merawat Kulit dengan Teh Hijau