TEMPO.CO, Jakarta - Minyak goreng tidak bisa dipisahkan dengan aktivitas memasak masyarakat di Indonesia. Agar terhindar dari penyakit berbahaya, masyarakat disarankan tidak menggunakan minyak goreng secara berulang-ulang.
Mulina Wijaya, Deputy Marketing Manager Sunco mengatakan, meskipun saat ini sudah banyak masyarakat yang memilih memasak di rumah agar lebih sehat, tanpa disadari metode masak yang tidak benar justru membahayakan kesehatan. Salah satu kebiasaan yang salah, yakni menggunakan minyak goreng secara berulang-ulang hingga minyak berubah warna.
“Sebaiknya hindari penggunaan suhu terlalu panas saat memasak karena bisa membentuk radikal bebas,” ujarnya, Rabu, 25 Januari 2017.
Mulina menambahkan, persepsi yang beredar di masyarakat juga menunjukkan bahwa mereka cenderung menyamakan semua jenis minyak goreng. Menurut dia, salah satu ciri minyak goreng yang bagus adalah warnanya bening. Perubahan warna pada minyak menunjukkan telah terjadi kerusakan atau oksidasi. Jika tetap digunakan, akan berisiko menyebabkan penyakit kanker.
Ciri minyak goreng yang sehat lainnya antara lain tidak terlalu kental hingga seperti air. Dengan demikian, saat memasak minyak goreng tidak terlalu banyak yang menempel di makanan sehingga sedikit yang masuk ke tubuh.
Minyak goreng juga harus memiliki sedikit kandungan lemak jenuh yang bisa dideteksi dengan kondisinya yang tidak mudah beku. Untuk mengetesnya, bisa dilakukan dengan mengecap minyak goreng tersebut. Jika tawar dan seperti air, itulah minyak goreng yang baik.