TEMPO.CO, Jakarta - Kafein, zat yang terkandung dalam kopi, bisa menangkal peradangan dalam proses menuju penuaan. Tapi syaratnya, tak lebih dari lima cangkir sehari. Studi tim peneliti dari Stanford University ini menjawab pertanyaan mengapa peminum kopi cenderung hidup lebih lama ketimbang mereka yang tidak minum kopi. Tentunya ini menjadi kabar menggembirakan bagi para penikmat kopi.
Penelitian yang didanai National Institute of Allergy and Infectious Diseases dan Ellison Medical Foundation ini menjalani beberapa tahapan studi. Pertama, para peneliti menganalisis data dari lebih 100 partisipan tentang sampel darah dan sejarah medis keluarga. Tujuannya, untuk melihat proses penuaan.
Hasil tahap pertama ini menunjukkan bahwa peserta yang lebih tua memiliki kadar protein peradangan—disebut IL-1-beta—lebih tinggi ketimbang orang muda. Di dalam kelompok orang tua pun banyak yang memiliki kadar IL-1-beta sangat tinggi.
Baca: Google Accelerator Masuk Indonesia, Apa Kelebihannya?
“Mereka punya risiko tinggi terkena hipertensi dan penyumbatan arteri lebih cepat karena peradangan,” ujar Mark Davis, anggota studi yang juga pakar mikrobiologi dan imunologi di Stanford, seperti dikutip Live Science awal pekan ini. Penelitian ini terbit dalam jurnal Nature Medicine edisi 16 Januari 2017.
Untuk melihat kaitan sebab-akibat antara protein IL-1-beta dan dampak tekanan darah tinggi, Davis dan tim kemudian melakukan studi tahap kedua terhadap tiga kelompok tikus. Satu kelompok disuntikkan protein peradangan dalam jumlah besar. Kelompok lain disuntikkan dengan jumlah normal. Grup sisanya, yang tidak diberi apa pun, berfungsi sebagai kontrol. Hasilnya, kelompok tikus dengan IL-1-beta tinggi mengalami inflamasi dan hipertensi.
Studi tahap ketiga ialah menyelidiki kelompok orang tua dengan jumlah IL-1-beta rendah. Para peneliti menemukan hubungan yang menarik, yakni kelompok tersebut menyatakan mengkonsumsi kopi secara rutin. Hal itu dibuktikan saat tim menganalisis sampel darah mereka dan melihat kandungan kadar kafein dalam darah partisipan.
Baca: Facebook Hadirkan Fitur Stories, Kini Tengah Diuji Coba
Lantas Davis dan tim kembali ke laboratorium untuk mencari hubungan sebab-akibat dari temuan tersebut. Kali ini, tim menambahkan kafein ke dalam sel imun tubuh manusia di atas cawan petri laboratorium bersama dengan protein yang dapat memicu peradangan. Menariknya, kafein ternyata mencegah IL-1-beta menyebabkan inflamasi pada sel tubuh.
“Untuk saat ini, minum kopi dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi proses inflamasi,” kata David Furman, peneliti imunologi, transplantasi, dan infeksi penyakit Stanford yang juga pemimpin studi, seperti dikutip dari laman situs kampusnya. “Tentunya, harus ada studi lebih dalam untuk melihat fungsi kopi dan kafein secara utuh.”
Tim juga berharap penelitian ini dapat memicu ilmuwan lain untuk mengembangkan obat peradangan dan hipertensi yang lebih ampuh ketimbang yang ada sekarang.
STANFORD UNIVERSITY | NATURE MEDICINE | LIVE SCIENCE | AMRI M