TEMPO.CO, Boyolali - Tim dari Kementerian Pertanian Jepang telah melakukan audit surveilans terhadap empat unit usaha pengolahan daging ayam di Indonesia sejak Ahad lalu. Keempat unit usaha tersebut telah disetujui untuk mengekspor produknya ke Negeri Sakura itu.
Baca: Kisah Kemunculan Kota Baru Maja Muncul
“Mereka adalah PT Malindo Food Delight Plant Bekasi, PT So Good Food Plant Cikupa, PT Charoen Pokphand Plant Serang, dan PT Bellfood Plant Gunung Putri,” ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita saat meninjau PT Cahaya Gunung Food Plant Boyolali di Desa Sudimoro, Kecamatan Teras, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis, 9 Februari 2017.
Ketut mengatakan keempat unit usaha ini sudah mendapat persetujuan untuk mengekspor produknya ke Jepang sejak 2014. Adapun PT Cahaya Gunung Food Plant Boyolali merupakan unit usaha baru yang diusulkan pemerintah Indonesia ke Jepang pada 2015. “Hari ini, tim auditor dari Jepang juga mengaudit di sini.”
Baca: Pemerintah Siapkan Kebijakan Ekonomi Baru Kurangi Kemiskinan
Untuk mendapat persetujuan dari negara tujuan, Ketut menuturkan, unit usaha pengolahan daging ayam mesti menggunakan bahan dari peternakan yang telah mendapat sertifikat kompartemen bebas flu burung dari Kementerian Pertanian.
Selain itu, sesuai dengan protokol kesehatan hewan yang telah disepakati Kementerian Pertanian Indonesia dan Jepang, setiap unit usaha yang telah disetujui oleh Jepang harus diaudit ulang (surveilans) dua tahun sekali. Audit tersebut bertujuan memastikan standar keamanan pangan yang menjadi syarat utama pemerintah Jepang.
Baca: Ini Kriteria Tanah yang Dibidik Pajak Progresif
Ketut menyebutkan, daging ayam olahan yang akan diekspor itu berupa chicken nugget dan chicken karage. Karage adalah ayam goreng tepung ala Jepang yang berbahan paha ayam tanpa tulang. “Ayam olahan itu telah melalui proses pemanasan sekitar 70 derajat Celsius selama sekitar satu menit,” ujar Ketut. Hal tersebut dilakukan karena Indonesia belum sepenuhnya bebas penyakit flu burung.
Ketut belum bisa memastikan berapa banyak produk ayam olahan dari Indonesia yang akan diekspor ke Jepang pada tahun ini. “Untuk sementara, kami masih menunggu hasil audit dari tim auditor Jepang.”
Menurut Presiden Direktur Cahaya Gunung Food Plant Boyolali Derek Schoonbaert, unit usahanya siap mengekspor produk ayam olahan sebanyak 5.000 metrik ton per tahun ke Jepang. “Kami terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk untuk memenuhi permintaan dari dalam dan luar negeri,” tuturnya.
DINDA LEO LISTY