TEMPO.CO, Jakarta - Migrant Care mendesak pemerintah segera memberikan pendampingan kepada Siti Aisyah, warga negara Indonesia yang ditangkap di Malaysia karena diduga terlibat dalam pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, Rabu, 14 Februari 2017.
Baca juga:
Siti Aisyah Kemungkinan Dimanfaatkan Agen Asing
WNI Diduga Bunuh Kim Jong-nam, KBRI Kirim Nota Diplomatik
"Kami mendesak agar SA segera mendapatkan pendampingan dari pemerintah Indonesia," kata Direktur Migrant Care Anis Hidayah saat dihubungi Tempo, Jumat, 17 Februari 2017.
Meski begitu, Anis mengapresiasi pemerintah yang cepat tanggap dengan mengambil langkah diplomatik untuk meminta akses konsuler kepada otoritas Malaysia. "Kami mengapresiasi aksi cepat tanggapnya, tapi pemerintah harus tetap memposisikan SA sebagai korban lebih dulu," ucapnya.
Anis berujar, kasus ini juga membuktikan bahwa buruh migran Indonesia rentan menjadi korban dalam berbagai kasus, tak hanya trafficking. "Mungkin membuktikan bahwa mereka rentan menjadi korban sindikat narkoba, radikalisme, bahkan kasus skandal politik seperti ini," ucapnya.
Sebelumnya, Siti ditangkap di Bandara Kuala Lumpur, Rabu lalu, terkait dengan pembunuhan Kim Jong-nam. Ia ditangkap setelah dikenali penegak hukum lewat rekaman CCTV bandara itu.
Kepala Dinas Rahasia Korea Selatan Lee Byung-ho menuturkan dua perempuan itu menyerang Kim Jong-nam pada Senin lalu saat Kim hendak berangkat ke Makau. Kim dijerat ketika berjalan di terminal keberangkatan Bandara Kuala Lumpur menuju Makau.
Sementara itu, Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) KBRI Kuala Lumpur Andreno Erwin menyatakan pihaknya telah mengirimkan nota diplomatik dan meminta akses kekonsuleran kepada Kementerian Luar Negeri Malaysia untuk bisa menemui Siti. Namun otoritas Malaysia belum memberi jawaban.
Andreno mengatakan, sembari menunggu izin akses kekonsuleran, KBRI telah menyiapkan pendampingan hukum untuk Siti. "Kami telah menyiapkan lawyer untuk pendampingan hukum WNI yang bermasalah di Malaysia, termasuk untuk kasus Siti Aisyah," ucapnya kepada Tempo, Jumat.
INGE KLARA SAFITRI