TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah telah menunjuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai leader dalam megaproyek kereta api ringa (LRT) Jabodebek. Nantinya PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) akan menjadi subkontraktor dari pekerjaan pembangunan LRT Jabodebek.
"PT KAI memang jadi leader, subkontraktor Adhi Karya," kata Luhut Pandjaitan saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin 20 Februari 2017.
Luhut melanjutkan, model bisnis LRT Jabodebek juga sudah ditemukan oleh pemerintah. Menurut Luhut ada dua pilihan model bisnis LRT Jabodebek, pertana dengan asumsi penumpang per hari 100 ribu dan kedua dengan asumsi penumpang per hari 87 ribu.
Baca : Kementerian PUPR Tinjau Tiga Ruas Jalan Trans Papua
Luhut menjelaskan dengan asumsi penumpang 100 ribu per hari, maka bisa didapatkan tarif sebesar Rp 15 ribu untuk satu kali perjalanan. Sedangkan untuk asumsi penumpang 87 ribu, maka akan didapatkan tarif Rp 20 ribu.
Meski begitu, masih ada perbincangan soal berapa public service obligation (PSO) yang dibutuhkan untuk tarif proyek tersebut. Rabu lusa, akan ada rapat dengan perbankan mengenai pendanaan proyek tersebut. "Kelihatannya sih tak ada masalah," ucap Luhut.
Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro mengatakan pihaknya ditawarkan menjadi leader dari proyek LRT Jabodebek. Posisi ini memungkinkan PT KAI menjadi leader dalam operasional LRT maupun investasi dari proyek tersebut. "Leader untuk melaksanakan LRT ini, baik operasi dan investasinya bersama-sama Adhi Karya," kata Edi.
Baca : Jika Harga Wajar, Program Energi Terbarukan Diprioritaskan
Ketika ditanyakan apakah PT KAI memang tertarik menjadi leader di proyek ini, Edi menjawab kalau sudah penugasan maka harus dilakukan. Jika sudah diputuskan soal penugasan ini, Edi mengungkapkan akan ada Peraturan Presiden baru soal ini.
Edi menuturkan jika menjadi leader proyek ini, maka pihaknya juga akan ikut membangun prasarana LRT yang saat ini tengah dibangun oleh Adhi Karya. Dia menuturkan hal itu bukanlah masalah bagi pihaknya.
Edi menjelaskan pembangunan LRT terbagi dua, yaitu sarana dan prasarana. Bagian prasarana saat ini dibangun oleh Adhi Karya, dan soal pendanaan sedang dipikirkan kemudian. "Rp 23 triliun itu prasarananya saja."
Baca : Soal Ultimatum Freeport, DPR: Ancam-mengancam Kayak di Pasar
Ketika ditanyakan apakah dengan ditunjuk sebagai leader akan membuat KAI membutuhkan PMN, Edi mengiyakan hal tersebut dan menyatakan jumlahnya sedang dihitung. "PMN mungkin tahun ini ya, sedang dihitung," ujar Edi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan PT KAI menjadi leader dari proyek LRT Jabodebek karena pengalaman mereka menjadi operator selama ini. "Belum final, tapi mereka berpengalaman jadi operator," ujar Budi.
DIKO OKTARA