TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal menjelaskan progres keseluruhan proyek Simpang Susun Semanggi mencapai 60 persen. Pengerjaan jalan penghubung antara jalan tol dan jalan umum (ramp) dari Grogol ke Blok M sudah rampung.
"Saat ini kontraktor sedang memasang gelagar di ramp II yang ditujukan untuk kendaraan dari Cawang menuju Jalan M.H. Thamrin," kata Yusmada, Jumat, 24 Februari 2017.
Proyek ini ditargetkan selesai pada 17 Agustus mendatang. Target itu lebih cepat dibanding perencanaan awal, yakni pada Oktober.
Baca juga: Jokowi Klaim Proyek Semanggi Kurangi Kemacetan 40 Persen
Agar target tercapai, Yusmada mengatakan tiap tahapan proyeknya dikerjakan secara paralel. Pencetakan gelagar terus berlangsung tanpa menunggu satu sisi rampung agar alat pengangkat tak perlu berhenti bekerja. Selain itu, ada pengendalian arus lalu lintas pada malam hari.
Yusmada mengatakan pengiriman gelagar dari Cikarang, Jawa Barat, membutuhkan arus lalu lintas yang lancar. Itu sebabnya, pemasangan gelagar hanya berlangsung pada pukul 23.00-04.00. Kelancaran arus lalu lintas menjamin jumlah gelagar yang terpasang sesuai dengan target.
Meski dibangun oleh perusahaan swasta, Yusmada mengatakan Dinas Bina Marga mengawasi proyek tersebut setiap hari. Mereka menentukan kriteria konstruksi dan menerima laporan berkala dari tim manajemen konstruksi serta konsultan pengawas.
Simak juga: Pembangunan MRT, Jokowi Minta Ahok Tak Pikirkan Dana
Simpang Susun Semanggi terdiri atas dua ruas jalan. Jalur pertama dari arah Grogol, Jakarta Barat, menuju Blok-M di Jakarta Selatan. Lalu dari arah Cawang, Jakarta Timur, menuju Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat.
Jalan layang yang berbentuk lingkaran itu diharapkan mampu mengurai kemacetan di kolong Jalan Jenderal Gatot Soebroto. Kendaraan yang menuju Blok M dari arah Cawang bisa melintas di jalan layang tersebut. Hal yang sama juga berlaku bagi kendaraan dari arah Grogol menuju Jakarta Pusat.
LINDA HAIRANI