TEMPO.CO, Jakarta - PT Pos Indonesia (Persero) akan menggelontorkan dana hingga Rp 1 triliun tahun ini. Menurut Direktur Utama Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono, investasi tersebut untuk modernisasi sistem logistik yang saat ini menjadi fokus perseroan.
Upaya modernisasi yang akan dilakukan oleh perseroan terutama ditujukan untuk proses distribusi barang di Pulau Jawa. Saat ini, 90 persen barang e-commerce melalui Pos Indonesia dikirim dari Jawa. Sementara itu, 60-70 persen barang e-commerce tersebut juga ditujukan ke daerah-daerah di Jawa.
Baca: PT Pos Terbitkan Perangko Asian Games
"Density traffic masih sangat luar biasa di Jawa. Targetnya, akhir 2018, seluruh Jawa harus bisa difasilitasi dalam 72 jam. Artinya, tiga hari harus nyampe dari ujung ke ujung," kata Gilarsi saat ditemui di gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Maret 2017.
Untuk mewujudkan itu, perseroan juga akan menambah kantor pos, agen, dan kurir. Saat ini, Pos Indonesia baru memiliki 4.500 kantor pos dan 2.500 agen. Menurut Gilarsi, penambahan itu diperlukan karena jumlah parsel yang dikirimkan dari dan ke seluruh Indonesia, termasuk oleh Pos Indonesia, terus bertambah.
Saat ini, Gilarsi menambahkan, terdapat 2 juta parsel yang dikirimkan oleh semua perusahaan logistik per harinya. Pada 2030, jumlah itu diramalkan akan meningkat 10-15 kali lipat. Artinya, sebanyak 20-30 juta parsel harus dikirimkan ke seluruh wilayah Indonesia setiap harinya. "Kalau kita harus proses 25 juta parsel per hari kan
bukan pekerjaan gampang," tuturnya.
Baca: Kembangkan E-Commerce, PT Pos Gaet Perusahaan Start-Up
Fasilitas fisik, Gilarsi menuturkan, juga perlu diperbaiki, mulai distribution center,
shorting center, gudang, hub, hingga fasilitas pengantar. "Perlu modernisasi. Ini on going. Kami berdiskusi dengan beberapa konsultan untuk memikirkan mana yang menjadi prioritas utama dan akhirnya semua bisa terfasilitasi," ucapnya.
Untuk meningkatkan kerja sama, Pos Indonesia bersinergi dengan BUMN. Salah satunya dengan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Kedua BUMN ini beraliansi dalam rangka meningkatkan kinerja, khususnya pada komoditas emas. Dengan kerja sama
tersebut, Pos Indonesia resmi menjual emas batangan dengan jumlah 0,5 gram sampai 50 gram kepada masyarakat.
Sebagai tahap awal kerja sama tersebut, sebanyak 109 kantor pos, yang tersebar di Pulau Jawa, Madura, Bali, dan Nusa tenggara, dapat melayani pembelian emas. Setelah itu, akan dilakukan secara bertahap ke seluruh wilayah Tanah Air.
"Kami optimistis bisa bersinergi dengan Pos Indonesia dalam melayani kebutuhan emas masyarakat. Sebab, emas masih menjadi barang yang dicari masyarakat untuk disimpan sebagai ganti menabung uang," kata Tedy Badrujaman, Direktur Utama Antam, Rabu, 11 Januari 2017.
ANGELINA ANJAR SAWITRI|DWI RENJANI