TEMPO.CO, Jakarta -Kasus kekerasan seksual pada anak seringkali terjadi melibatkan dunia pendidikan. Pada kasus nasional yang menggegerkan warga adalah kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap bocah berusia empat tahun di Sorong. Pelakunya adalah seorang pedoflia, salah satu kelainan seksual yang menjadikan pelakunya terobsesi melakukan dan melampiaskan hasrat seksualnya terhadap anak-anak. (Baca: Pendidikan Anak di Pesantren, Simak Analisa Pakar!)
"Kita tidak boleh menyalahkan dunia pendidikan semata. Dalam setiap kasus pada anak termasuk kasus kekerasan seksual tidak serta merta kesalahan dunia pendidikan. Dunia pendidikan Indonesia harus dilihat menyeluruh, bukan setengah hati hanya pada kasus tertentu," ungkap ARief Rachman panjang lebar pada Jumat, 17 Maret 2017.
Arief yang merupakan seorang guru yang pernah mengajar dan menjadi kepala sekolah SMA Labschool, Rawamangun, Jakarta ini menuturkan. (Baca: Penanganan Korban Pedofilia Tak Cukup Hanya Diterapi Psikologis)
"Dunia pendidikan itu sebuah proses panjang mengajarkan anak dari satu hal menuju banyak hal. Dunia pendidikan mempunyai perkembangan luas bukan melulu berpaku pada kurikulum."
Pria kelahiran Malang, 19 Juni 1942 ini sekali lagi menegaskan, "Kalau bicara pendidikan bukan tanggung jawab pendidik semata, tetapi perlu sinergi banyak pihak," ujar dia.
Baca Juga:
HADRIANI P.
Baca Juga:
Pakar: Pedofilia Penyakit Dunia Yang Sudah Tua!
Stress Bisa Dikenali dari Sepuluh Hal Berikut Ini