TEMPO.CO, Jakarta -Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi dan Imunologi Anak Profesor Budi Setiabudiawan, mengatakan ada tiga faktor yang dapat meningkatkan alergi pada anak. Pertama, riwayat alergi keluarga. "Jika orang tuanya atau saudara kandung ada yang memiliki alergi, maka kemungkinan si Kecil mengalami alergi," kata Budi di Jakarta, Rabu, 5/4.
Baca: Terlalu Higienis Malah Bikin Anak Alergi, Apa ...
Budi menjelaskan, jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi maka risiko anak mengalami alergi sebesar 40-60 persen. Jika salah satu orang tua memiliki riwayat alergi, maka risikonya 20-30 persen. Jika saudara kandung (si anak) memiliki riwayat alergi, maka risikonya 25-30 persen.
"Jika kedua orang tuanya tidak memiliki alergi, anak masih ada kemungkinan mengalami risiko alergi, tapi hanya 5-15 persen," ujarnya.
Kedua, kelahiran caesar dapat meningkatkan risiko alergi anak. Sebab, Budi menjelaskan, kelahiran caesar menyebabkan penundaan perkembangan bakteri baik dalam usus.
"Kelahiran caesar juga membuat perubahan perkembangan sistem daya tahan tubuh si kecil," kata Budi.
Baca: 4 Tanda Produk Perawatan Kulit Tidak Cocok
Faktor ketiga yang dapat meningkatkan risiko anak alergi adalah asap rokok dan polusi udara. "Bisa ke pernapasan dari mengi sampai asma," ujar Budi.
Alergi adalah respon sistem imun yang tidak normal. Menurut Budi, faktor pemicu alergi atau alergen dibagi menjadi dua, yakni hirupan dan makanan. "Alergen ini merupakan pencetus alergi. Pencetus alergi dapat berupa makanan dan sesuatu yang terhirup," ujarnya.
Budi menjelaskan, makanan yang memicu terjadinya alergi adalah telur, susu sapi, kacang kedelai, kacang tanah, kacang pohon, makanan laut, gandum, dan ikan. Adapun, hirupan yang membuat alergi adalah tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoak, serpihan kulit binatang, dan jamur kapang.
AFRILIA SURYANIS