Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas Mainan Anak Terkontaminasi Bahan Kimia Beracun

image-gnews
Tempo/Tony Hartawan
Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mainan anak terkontaminasi bahan kimia tahan api yang dapat membahayakan sistem reproduksi dan mengganggu sistem hormon, yang berdampak negatif pada kecerdasan, konsentrasi, kemampuan belajar dan ingatan.

Berdasarkan hasil survei global yang baru dirilis menunjukkan mainan anak-anak terlaris di dunia‎ serta produk anak-anak lainnya terkontaminasi bahan kimia tahan api yang ditemukan dalam limbah elektronik. Temuan itu berdasarkan studi yang dilakukan oleh International POPs Elimination Network atau IPEN yang merupakan jaringan masyarakat sipil global, sebuah organisasi lingkungan di Republik Ceko, Arnika, dan BaliFokus. Baca: 9 Etika Menjenguk Bayi Baru Lahir

Bahan kimia beracun yang terdiri dari OctaBDE, DecaBDE, dan HBCD, biasanya digunakan dalam selubung plastik produk elektronik dan jika tidak dimusnahkan, produk tersebut akan terbawa dalam produk baru saat bahan tersebut didaur ulang. 
Ironisnya, bahan kimia ini dapat merusak sistem saraf dan mengurangi kapasitas intelektual ini ditemukan di Kubus Rubrik - mainan puzzle yang dirancang untuk melatih ketajaman pikiran. Baca juga: Mainan Berantakan, Yuk Pandu Anak untuk Membereskannya

Di Indonesia, BaliFokus membeli 15 mainan sejenis rubik dan mengirimkannya ke Republik Ceko untuk dianalisis. Lima sampel dipilih untuk dianalisa di laboratorium. Survei produk dari 26 negara, termasuk dari Indonesia, menemukan hampir setengah dari semua produk sekitar 43 persen mengandung HBCD (hexabromocyclododecane). Hasil analisis sampel dari Indonesia menunjukkan bahwa 3 sampel mainan anak mengandung HBCD dalam konsentrasi tinggi. 

Bahan kimia ini bersifat persisten, dikenal dapat membahayakan sistem reproduksi dan mengganggu sistem hormon, yang berdampak negatif pada kecerdasan, konsentrasi, kemampuan belajar dan ingatan. "Bahan kimia beracun dalam limbah elektronik seharusnya tidak terdapat pada mainan anak-anak karena ada risiko bermigrasi kepada anak dan saat mainan dibuang atau menjadi limbah," kata Yuyun Ismawati dari BaliFokus.

Menurutnya, masalah ini perlu ditangani secara global dan nasional. Dia menjelaskan hasil studi ini baru muncul beberapa hari sebelum konferensi global perwakilan internasional dari Konvensi Stockholm akan menetapkan ambang batas dari limbah berbahaya dan beracun. 

Ambang batas dari limbah berbahaya dan beracun ini akan mewajibkan penghancuran atau destruksi di bawah perjanjian Konvensi Stockholm - dan tidak mengizinkan untuk didaur ulang‎. Lebih mengejutkan, beberapa kandungan bahan kimia beracun pada produk anak-anak dalam penelitian ini melebihi ambang batas limbah berbahaya yang diusulkan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tiga dari kubus yang dibeli di Indonesia mengandung HBCD 140, 431, dan 541 ppm, dimana ambang batas aman yang diusulkan untuk HBCD adalah 100 ppm. "Kita membutuhkan batasan nilai untuk limbah berbahaya. Sandar yang lemah berarti produk beracun dan proses daur ulang yang tidak bersih, yang sering terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah dan menyebarkan racun dari tempat daur ulang ke rumah dan tubuh kita," imbuh Jitka Strakova, dari Arnika. 

Penerapan ambang batas bahaya dari bahan kimia tahan api yang mengandung brom juga penting karena keberadaannya mudah ditemukan dalam limbah elektronik. Di berbagai negara, standar Konvensi Stockholm akan menjadi satu-satunya alat regulasi global yang dapat digunakan untuk mencegah impor dan ekspor limbah yang terkontaminasi ini dari negara-negara dengan undangundang dan peraturan yang lebih ketat ke negara-negara dengan regulasi atau kontrol yang lebih lemah.

BISNIS

Berita lainnya:

Penyebab Payudara Kendur Setelah Melahirkan

Kenapa Berat Badan Orang Stres Gampang Naik Susah Turun

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.