TEMPO.CO, Manila - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Penasihat Negara Myanmar Aung San Suukyi, Sabtu, 29 April 2017. Pertemuan dilakukan di Hotel Sofitel, Manila, di sela acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.
Pertemuan Jokowi dan Suukyi dilakukan pukul 09.00 waktu setempat di ruang hotel di lantai 3. Dalam pertemuan itu, Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menseskab Pramono Anung.
Baca juga: Jokowi Bakal Tekankan Soal Kerakyatan di KTT ASEAN
Retno mengatakan pertemuan bilateral kedua negara dilakukan untuk membicarakan kondisi terakhir di Rakhine State, Myanmar.
"Indonesia ingin memonitor perkembangan," kata kata Retno, Jumat, 28 April 2017, di Hotel Sofitel, Manila, Filipina.
Apalagi ada laporan interim dari tim Kofi Annan yang berisi rekomendasi di dalamnya, dan apa yang telah dilakukan Indonesia.
"Kami ingin mendengarkan dari Aung San Suukyi tentang perkembangna di Rakhine State. Apa yang diharapkan dari Indonesia," kata Retno.
Retno mengatakan Indonesia selama ini sudah menyampaikan ke pemerintah Myanmar terkait Rakhine State. Masalah di negara bagian selatan Myanmar itu harus dilakukan dengan kerja sama, sehingga terjadi pembangunan ekonomi dan menciptakan situasi inklusif tanpa diskriminasi.
Simak juga:Teten Masduki: Isu Reshuffle untuk Memotivasi Kinerja Menteri
"Untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan di Rakhine State, maka Indonesia siap membantu Myanmar," kata Retno.
Cara penanganan di Rakhine State ada yang bersifat darurat, maupun jangka menengah dan panjang. "Kami sudah ada daftarnya," kata Retno. Dia menambahkan, pada pertemuan ini, Jokowi menyampaikan penanganan Rakhine State ke Aung San Suukyi.
AMIRULLAH SUHADA