TEMPO.CO, Jakarta - AirAsia Bhd menjalin kerja sama dengan pemerintah Cina pada Minggu, 14 Mei 2017, untuk mendirikan maskapai berbiaya murah (low cost carrier). Perusahaan ini akan berkantor pusat di Zhengzhou Timur. Perdana Menteri Malaysia Najib Razak hadir saat penandatanganan kerja sama AirAsia dengan pemerintah Cina.
Baca: AirAsia Upgrade Layanan Internet di Pesawat
"AirAsia China adalah perusahaan patungan antara AirAsia, Everbright Group, dan Henan Government Working Group," kata maskapai tersebut, seperti dikutip dari 4traders.com, Senin, 15 Mei 2017.
AirAsia China akan berinvestasi untuk pembangunan infrastruktur penerbangan, termasuk terminal LCC di Bandara Zhengzhou. Selain itu, maskapai ini akan mendirikan sekolah penerbangan untuk melatih pilot, teknisi pesawat, dan kru maskapai. "Kami juga akan membangun bengkel perawatan pesawat (MRO)," ujarnya.
CEO AirAsia Group Tony Fernandes mengatakan, selama 16 tahun, AirAsia berhasil membangun bisnis di kawasan Asia Pasifik, antara lain di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, India, dan Jepang. "Pendirian perusahaan patungan di Cina diharapkan bisa semakin memantapkan bisnis kami," ucapnya.
Baca: 2017, AirAsia Targetkan Pertumbuhan Penumpang 15 ...
Saat ini, AirAsia dan AirAsia X melayani 15 destinasi penerbangan di Cina. AirAsia Group menjadi maskapai LCC terbesar yang beroperasi di Cina.
SETIAWAN ADIWIJAYA