TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah mendengar soal ancaman ransomware WannaCry di Indonesia. Untuk menghadapinya, Kalla sudah kursus kilat soal peranti lunak jahat itu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
"Saya sudah bicara dengan Rudi (Rudiantara) soal itu (ransomware WannaCry). Saya dengar tadi harus cabut kabel dulu (kabel local access network/LAN), lalu diajari cara backup (membuat cadangan)," ujar JK setelah merayakan ulang tahun yang ke-75, Senin, 15 Mei 2017.
Baca juga: Cegah WannaCry, Menteri Rudiantara Bikin Peta Cyber Security
Kalla tidak tahu detail teknis peranti lunak jahat itu. Meski begitu, ia mengimbau publik waspada terhadap ancaman serangannya, mengikuti saran Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta menggunakan antivirus. Sebab, kata ia, WannaCry dilepas secara random oleh pembuat atau penyebarnya.
Kalla pun mengibaratkan ransomware itu dengan virus flu. Ia berujar, ketika orang yang terjangkiti flu bersin di dekat orang-orang yang sehat, maka siapa yang terjangkiti berikutnya bersifat random.
"Terutama yang memakai sistem operasi Windows lama, itu berbahaya. Ini ibarat sampah masuk sampah keluar. Ada yang memasukkan sampah ke dalam, jadi virus semua," ujarnya.
Simak pula: Ransomware WannaCry, Microsoft Tuding NSA Bertanggung Jawab
Ransomware WannaCry adalah peranti lunak jahat yang mengambil alih fungsi komputer publik. Tak hanya mengambil alih, tapi juga mematikan akses yang dimiliki publik terhadap dokumen atau arsip di komputer.
Bagi mereka yang komputernya belum terjangkiti ransomware Wannacry, Kementerian sudah memberikan arahan untuk mencegah serangannya, antara lain dengan mematikan koneksi internet, melakukan block terhadap internet protocol (IP) address atau port yang berkaitan dengan WannaCry, dan memperbarui sistem operasi yang digunakan.
ISTMAN M.P.