TEMPO.CO, Seoul – Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan perang dengan Korea Utara sangat besar kemungkinannya. Moon menyatakan hal itu pada Rabu, 17 Mei 2017, setelah menilai uji coba rudal terbaru Korea Utara yang sangat mengancam perdamaian dunia.
”Kenyataannya adalah tingginya konflik militer di Garis Batas Garis Batas Utara dan garis demarkasi militer,” kata Moon, seperti dikutip dari Independent pada 17 Mei 2017.
”Kami akan bersikap tegas terhadap Korea Utara, bersama dengan masyarakat internasional,” ujar Moon.
Moon mengeluarkan pernyataannya itu beberapa jam setelah Korea Selatan yang menampung 28.500 tentara Amerika Serikat ingin membuka kembali dialog dengan Korea Utara.
Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan Lee Duk-haeng mengatakan sikap pemerintah yang paling mendasar adalah jalur komunikasi antara Korea Selatan dan Korea Utara harus dibuka kembali.
Pyongyang pada Minggu, 14 Mei 2017, melakukan uji coba rudal balistik jarak menengah, Hwasong-12. Rudal itu dikatakan mampu membawa hulu ledak nuklir ukuran besar.
Korea Utara tidak merahasiakan fakta bahwa pihaknya sedang berupaya mengembangkan rudal bertipe nuklir yang mampu menyerang daratan Amerika Serikat.
Korea Utara, yang dipimpin Kim Jong-un, telah mengabaikan seruan untuk mengendalikan program nuklir dan rudalnya, bahkan dari Cina, sekutu utamanya.
INDEPENDENT | CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA