TEMPO.CO, Manchester - Dua tunawisma yang berada di dekat Manchester Arena mengungkapkan bagaimana mereka membantu korban serangan teror bom Manchester saat konser Ariana Grande.
"Anak-anak berlumuran darah, mereka menangis dan menjerit. Paku di tangan dan wajah mereka harus ditarik keluar. Hanya karena saya tak ada tempat tinggal, tak berarti saya tak ada hati dan saya bukan manusia," kata Steve Jones, 35 tahun, kepada ITV, seperti dikutip The New York Post, Rabu 24 Mei 2017.
Baca Juga:
Baca: Teror Bom Manchester, Putra Eks-Pemain Bola Inggris Minta Maaf
"Saya harus membantu. Saya pikir seseorang akan datang dan membantu jika saya membutuhkan bantuan. Ini adalah naluri."
Chris Parker, 33 tahun, seorang tunawisma lain yang mengemis di Manchester Arena ketika serangan terjadi, jiga dinobatkan sebagai pahlawan setelah memangku seorang perempuan sekarat yang kemudian tewas.
"Dia meninggal di pangkuan saya. Usianya sekitar 60-an dan dia datang bersama keluarganya," kata Parker.
Ketika suasana kacau akibat serangan dan orang-orang mulai meninggalkan lokasi, dia juga bergegas untuk membantu korban.
Dalam keadaan menangis, Parker menceritakan, "Saya mendengar ledakan kuat dan semalam saya melihat cahaya putih, kemudian asap, berikutnya jeritan.”
"Ini menyebabkan saya terjatuh, saya kemudian bangun tapi bukan melarikan diri karena naluri saya menyuruh saya berlari dan mencoba membantu," ujar dia kepada kantor berita Press Association.
"Saya lihat seorang anak perempuan, kakinya sudah hilang. Saya membalutnya dengan kaos dan bertanya di mana ibu dan ayahnya. Dia bilang ayah saya di tempat kerja, ibu saya di atas sana."
Parker menganggap ibu anak perempuan itu telah meninggal dunia. "Saya tidak berhenti menangis."
Parker, yang sering tidur di sekitar Manchester Arena selama sekitar setahun, sering mengemis di lokasi itu karena tempat itu dapat memuat 21.000 orang jika sedang digunakan untuk sebuah acara konser atau olah raga.
"Saya tidak dapat bersaing dengan jeritan dan baunya. Saya tak suka untuk menyatakannya, tetapi baunya seperti daging yang dibakar," tutur Parker, seperti dilansir Independent.
Baca: Teror Bom Manchester, Puluhan Ribu Warga Inggris Bersatu
Aksi kepahlawanan mereka pun memperoleh balasan setimpal. Steven Jones memperoleh apartemen secara gratis selama enam bulan dari seorang pengusaha properti. Sementara Chris Parker akhirnya bertemu lagi dengan sang ibunda, Jessica, setelah berpisah selama bertahun-tahun.
Jessica Parker mengunggah sebuah pesan di Facebook, untuk meminta bantuan agar orang-orang menemukan Chris Parker. Menurut Jessica, tunawisma itu merupakan anaknya yang telah lama hilang.
Selain itu, sejumlah pihak mengumpulkan donasi bagi keduanya. Dan kini dilaporkan donasi itu telah mencapai lebih dari US$ 65 ribu, sebanyak US$38 ribu diperuntukkan bagi Chris Parker.
Teror bom Manchester saat konser Ariana Grande pada Senin malam, menyebakan 22 orang tewas dan 59 lainnya terluka. Sebanyak 14 korban tewas telah diidentifikasi, termasuk seorang bocah berusia delapan tahun serta seorang polisi yang sedang bebas tugas.
NEWS.COM.AU | THE INDEPENDENT | NEW YORK POST | YON DEMA | SITA