TEMPO.CO, Manila—Pertempuran yang memanas di Marawi antara kelompok Maute berafiliasi dengan ISIS dengan militer Filipina tak hanya menelan korban jiwa warga setempat.
Pertempuran tersebut juga dilaporkan menelan korban seorang warga negara Indonesia (WNI). Laporan ini pun telah terdengar oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Baca: Umat Muslim Lindungi Warga Kristen Marawi dari Kelompok Maute
"Benar kami mendapatkan informasi dari Angkatan Bersenjata Filipina mengenai adanya WNI yang menjadi korban," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Senin lalu.
"Namun kami belum bisa memverifikasi informasi tersebut," ujar Iqbal.
Sebelumnya dikabarkan enam anggota kelompok Maute, termasuk tiga warga Malaysia dan seorang warga Indonesia, dikabarkan tewas saat tentara Filipina menggelar operasi untuk mengusir mereka keluar dari Marawi.
Al Jazeera mengutip pernyataan juru bicara militer Filipina, Restituto Padilla yang mengatakan teroris asing termasuk di antara mereka yang tewas dalam pertempuran di Marawi.
Menurut Padilla, setidaknya 31 anggota kelompok militan telah terbunuh sejauh ini. "Beberapa dari mereka adalah warga Malaysia, Singapura, Indonesian dan sejumlah warga Arab."
Baca: Militer Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi
Jaksa Agung Muda Filipina Jose Calida mengatakan bahwa anggota kelompok militan domestik kini telah menyerap ideologi ISIS. "Mereka ingin menjadikan Mindanao bagian dari kekhalifahan."
Panglima militer Filipina Jenderal Eduardo Ano mengatakan kepada The Associated Press bahwa kelompok Maute berniat membumihanguskan Marawi dan membunuh sebanyak mungkin warga Kristen yang mengungsi di Kota Iligan saat Ramadan ini.
“Mereka lemah,” ujar Ano merujuk pada milisi Maute itu pada Selasa 30 Mei 2017. Namun hingga hari ini milisi Maute yang sebagian besar masih berusia remaja, masih mampu bertahan menghadapi gempuran militer Filipina.
Kelompok bersenjata yang menamakan diri sebagai pemberontak Maute berperang untuk menguasai Kota Marawi selama sepekan terakhir. Mereka mencoba mendirikan ISIS cabang Asia Tenggara di wilayah selatan Filipina.
Sejak pemberlakuan darurat militer di Mindanao sepekan lalu, korban tewas di Marawi lebih dari 100 orang termasuk 16 warga sipil. Upaya penyerbuan itu dilakukan oleh militer Filipina guna membebaskan kota tersebut dari kepungan Maute, militan berafiliasi kepada ISIS.
AL JAZEERA | AP | SITA PLANASARI AQUADINI