Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Demokrasi Belum Sesuai Pancasila

image-gnews
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat diambil sumpah sebagai Panglima TNI di di Istana Negara, Jakarta, 8 Juli 2015. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dilantik sebagai Panglima TNI dan Letnan Jenderal (Letjen) TNI Purn. Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Tempo/ Aditia Noviansyah
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat diambil sumpah sebagai Panglima TNI di di Istana Negara, Jakarta, 8 Juli 2015. Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dilantik sebagai Panglima TNI dan Letnan Jenderal (Letjen) TNI Purn. Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Tempo/ Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta -Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo menyinggung demokrasi di Indonesia saat ini bukanlah demokrasi Pancasila. Karena yang terjadi untuk menetapkan dan menentukan sesuatu tidak lagi dengan cara mufakat. Tetapi sering dengan voting atau suara terbanyak.

Dalam ceramah di Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, di depan ribuan jemaah Muhammadiyah, Panglima TNI Gatot Nurmanty berorasi. Ia dengan jelas menyebut nama putra Amien Rais, Hanafi Rais, anggota DPR RI yang hadir dengan mengingatkan soal demokrasi Pancasila.

Baca juga:

Panglima TNI: Jangan Jadikan Indonesia Ajang Konflik Agama

"Jadi dengan musyawarah mufakat, bukan voting, ini Pak Hanafi saya ingatkan. Kita bicara Pancasila. Tetapi di negara Pancasila sendiri, demokrasinya tidak sesuai dengan Pancasila. Saya siap juga ditembaki, tidak apa-apa, memang Pancasila seperti itu, kok. Demokrasi kita tidak sesuai Pancasila," kata Gatot, Minggu malam, 4 Juni 2017.

Cara beragama sudah ada dalam Pancasila. Cara berinteraksi dengan sesama manusia sudah diatur, bahkan Pancasila memperlakukan manusia lebih dari haknya. Berinterkasi sesama manusia harus dengan adil dan beradab. 

Baca pula:

Revisi UU Antiterorisme, Panglima Sebut Teroris Kejahatan Negara

Cara bernegara, Indonesia adalah kumpulan manusia beragam. Maka persatuan Indonesia menjadi dasarnya. Sedangkan cara berdemokrasi sudah sesuai dengan Agama Islam. Yaitu seperti sila ke empat. Kalimat di sila itu terdiri dari kata-kata yang diarbsobsi dari bahasa Arab. 

Jika Pancasila dari sila pertama hingga keempat secara konsekuen dilaksanakan, kata dia maka yang menjadi tujuan nasional adalah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. "Pasti bisa tercapai, persyaratannya itu," kata dia.

Silakan baca:

Gatot Nurmantyo: TNI Tak Lindungi Prajurit yang Korupsi  

Orasi ilmiah di depan mahasiswa dan jamaah ini diberi judul "Tantangan dan Peluang Menjadi Bangsa Pemenang Dalam Kompetisi Global".  Kondisi demokrasi yang tidak pancasilais ini gambaran nyata saat ini para elit politik lebih mementingkan kepentingan pribadi, golongan, maupun kelompok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak seperti apa yang dilakukan para pendiri bangsa yang mampu mencapai mufakat dengan musyawarah meskipun perbedaan diantara mereka sama seperti sekarang ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 “Saya anggap kondisi ini mengambarkan Pancasila bukan lagi sebagai sumber hukum tertinggi di negara ini oleh kalangan politik. Ini adalah kebenaran dan saya siap untuk diserang,” kata dia.

Maka, ia meminta semua pihak, untuk membangun dan menyejahterakan bangsa serta negara, tidak hanya TNI, untuk mengamalkan sila-sila Pancasila dengan konsisten. Karena Pancasila adalah kunci untuk memajukan bangsa, terlebih lagi di tengah ancaman global.

Panglima menegaskan bahwa sekarang ini ancaman dari luar tidak lagi berwujud senjata. Tapi ancaman terhadap perpindahan antar bangsa yang memperebutkan sumber pangan dan energi. Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi tujuan ancaman ini.

Begitu juga dengan ancaman dari terorisme yang saat ini sudah sangat dekat. Ia tidak ingin negara ini  menjadi kancah konflik. "Apakah kalian mau negara kita seperti Syuriah? Ini perlu diwaspadai," kata dia.

Ia juga memutar singkat rekaman perang di Syuriah. Di dalam negara itu terjadi konflik antar rakyat yang mengakibatkan perang dan mengakibatkan kesengsaraan.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan bahwa siapa yang meragukan kebinekaan, patriotisme, dan nasionalisme kader Muhammadiyah maka dia harus belajar sejarah. Sejarah mencatat, bahwa TNI adalah bagian dari Muhammadiyah dan Islam. Demikian juga dengan Muhammadiyah dan umat Islam adalah bagian tak terpisahkan dari TNI dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Menyambut ajakan Panglima TNI Gatot Nurmantyo untuk menjadikan terorisme sebagai musuh besar negara, Muhammadiyah melalui 173 perguruan tinggi di Indonesia untuk mempertahankan NKRI dan Pancasila bagian tak terpisahkan dari Islam," kata dia.

Hanafi Rais yang merupakan Wakil Ketua Komisi I DPR RI menyatakan semangat di Dewan masih musyawarah dan mufakat. Sebenarnya, voting sebesar mungkin dihindari. "Sebenarnya kami mengesampingkan voting," kata dia.

MUH SYAIFULLAH  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

3 hari lalu

Proses pemilahan sampah di TPS 3R Nitikan Kota Yogyakarta. Dok.istimewa
Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).


Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

5 hari lalu

Petugas memasuki bus Putera Fajar rombongan dari SMK Lingga Kencana Depok yang terlibat kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, 11 Mei 2024. Untuk sementara, 10 penumpang bus dan seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan bus yang melibatkan sejumlah sepeda motor dan mobil tersebut. TEMPO/Prima Mulia
Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.


Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

6 hari lalu

Kericuhan mewarnai konvoi kelulusan pelajar di Kota Yogyakarta Senin (13/5). Dok.istimewa
Usai Libur Panjang, Yogyakarta Diwarnai Sejumlah Aksi Ricuh Konvoi Lulusan Sekolah

Aksi ricuh pelajar yang masih berseragam sekolah itu membuat lalu lintas di sejumlah Kota Yogyakarta tersendat.


Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

12 hari lalu

Warga melintas di dekat tempat pembuangan sampah sementara di Yogyakarta, Senin, 17 Juli 2023. Penutupan sementara Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan untuk penataan berimbas pada tutupnya sejumlah tempat pembuangan sampah sementara di Kota Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Masalah Sampah di Yogyakarta Tak Kunjung Tuntas, Sultan Beri Pesan Ini ke Kepala Daerah

Yogyakarta sebagai destinasi wisata turut tercoreng oleh masalah sampah yang belum terselesaikan setelah TPA Piyungan tutup.


Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

20 hari lalu

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi (KPH Aksi Yogyakarta) melaporkan Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta Singgih Rahardjo karena dugaan sejumlah pelanggaran jelang masa pemilihan kepala daerah atau pilkada. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

28 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

31 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

43 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

47 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

14 Maret 2024

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.