TEMPO.CO, Florida - Wahana Curiosity milik Badan Antariksa Amerikat Serikat (NASA) kembali ungkap misteri Mars. Melalui analisis batuan diketahui bahwa Planet Merah ini pernah memiliki air yang melimpah ruah, kemudian berubah menjadi debu dan tandus.
Curiosity menggali batuan pada titik-titik berbeda di lapisan Gunung Sharp di Kawah Gale. Sampel kemudian dianalisis menggunakan metode difraksi untuk mengidentifikasi mineral pada batuan Mars. Dari situ kemudian terungkap mineral hematite yang kaya magnesium dan iron. Senyawa mineral ini sama dengan basal di Hawaii.
"Ini menunjukkan kemungkinan Mars punya sumber magma primitif," tulis tim dalam jurnal Earth and Planetary Science Letters edisi 12 Mei 2017.
Baca: NASA Temukan Lubang Misterius di Mars
Sedangkan sampel dari batuan yang lebih tinggi ditemukan senyawa mineral silika, atau lebih mirip dengan quartz. Sekadar informasi, dari studi sebelumnya, telah diketahui senyawa lain, seperti tridymite, polimorf, dan silika. Dan semua senyawa tersebut, menurut Johnson Space Center NASA di Florida, Elizabeth Rampe, merupakan bukti bahwa Mars pernah benar-benar basah.
"Kini, air tersebut terkunci di kutub dan di dalam es," tulis Rampe, anggota studi, seperti dikutip dari laman berita The Register, Selasa, 13 Juni 2017.
Rampe mengatatakan, analisis terbaru dari batuan Mars ini menunjukkan perubahan lingkungan purba yang pernah terjadi di Planet Merah tersebut. Sampel, kata dia, juga mengungkap bagaimana Mars mulai kehilangan atmosfer dan airnya.
Baca: Misteri Mars: Ada Hujan Deras, Juga Pernah Punya Ombak Raksasa
Hal itu bisa dilihat dari mineral tanah liat. Menurut Rampe, mineral tanah liat akan memiliki kelembapan yang netral dan sangat mendukung kehidupan. Bukti lain adalah dengan ditemukannya mineral jarosite di Gunung Sharp, atau garam pendukung larutan asam dan magnetik. Ini merupakan bentuk besi yang teroksidadi.
Lapisan mineral-mineral yang ditemukan di Mars tersebut terendap pada 3,5 miliar tahun lalu. Atau, bertepatan dengan dimulainya kehidupan di bumi. Setelah ini, kita tunggu saja apa temuan terbaru dari ilmuwan NASA soal Mars.
EARTH AND PLANETARY SCIENCE LETTERS | THE REGISTER | AMRI MAHBUB