TEMPO.CO, Jakarta - Dan Roberts adalah pendiri Yayasan Hidung Merah atau Rednose Foundation yang memberikan pelatihan sirkus secara gratis kepada anak-anak pengupas kerang di Cilincing, Jakarta Utara, dan pemulung di Bintaro, Tangerang Selatan. Sejak berdiri pada 2008, yayasan ini sudah mengajari ratusan anak yang 13 di antaranya berhasil mentas di berbagai negara sebagai pemain sirkus profesional.
Roberts adalah seorang pemain sirkus asal Amerika Serikat. Pekerjaan yang membawanya pertama kali ke Jakarta sepuluh tahun lalu. Di pesisir Jakarta Utara, dia lalu bertemu dengan sekumpulan anak yang bekerja mengupas kerang. Anak-anak usia sekolah itu tampak ceria dan semangat menyaksikan permainannya. Namun yang membuatnya sedih, anak-anak itu tak bersekolah dan justru bekerja membantu orang tuanya.
Lihat potret kemiskinan buruh pengupas kerang di sini
Berlatar hal tersebut, Roberts terpikir untuk mengajari sesuatu. Dia pun mengumpulkan anak-anak itu dan mengajarkan trik-trik sirkus sederhana. Tujuannya agar anak-anak ini memiliki keterampilan.
Aktivitas pelatihan yang diberikan menarik minat anak-anak yang lebih luas dari sekadar para pekerja pengupas kerang. Semakin banyak juga yang terlibat dalam gerakan sederhana ini. Lama kelamaan, bukan cuma trik sirkus. Pelajaran umum seperti Matematika dan Bahasa Inggris juga diajarkan. Namun pelajaran-pelajaran formal ini diajarkan dengan cara tak biasa, melainkan melalui pendekatan seni.
Baca Juga:
Mulai tujuh tahun berlalu, kegiatan yang diinisiasi Roberts menjadi lebih terstruktur. Anak-anak yang mengikuti kelas sirkus atau kelas mata pelajaran terdaftar secara rapi karena mereka sudah punya kurikulum belajar. Sampai saat ini, ada 328 anak yang aktif belajar di Yayasan Hidung Merah. Mereka berasal dari anak-anak pengupas kerang Cilincing dan pemulung di Bintaro.
Roberts sudah pulang ke Amerika. Namun dia masih memantau perkembangan yayasan ini dan mempublikasikannya lewat media sosial. Yayasan kini diurus oleh 23 anak didiknya. Dari belajar sirkus bersama, “Ke depan kami berharap tempat belajar ini sebagai sekolah formal yang membantu anak-anak meraih mimpinya,” kata Imam S. Mansursyah, Communications Manager Yayasan Hidung Merah.
Baca: Pemilihan Tokoh Metro 2016
NINIS CHAIRUNNISA