TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ahmad Basarah, mengatakan bila Presiden Joko Widodo hendak mengocok ulang kabinetnya (reshuffle kabinet), maka jangan berdasarkan momentum politik. Menurut dia, reshuffle harus dilakukan guna meningkatkan kinerja para menteri.
Basarah menjelaskan pihaknya tidak setuju jika latar belakang reshuffle bersifat politis. "Itu bukan untuk perbaiki kinerja itu sendiri," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 17 Juli 2017.
Baca : Reshuffle Kabinet, Tiga Menteri Wanita Jokowi Terancam Diganti
Presiden, kata Basarah, memiliki tanggung jawab individual untuk terus mengevaluasi kinerja kabinetnya setiap hari. Sebab evaluasi ini akan memastikan apakah visi dan misi presiden telah berjalan.
Isu reshuffle belakangan ramai dibicarakan oleh publik terutama terkait sikap Partai Amanat Nasional yang kerap bersebrangan dengan partai pendukung pemerintahan lainnya. Menurut Basarah, bila reshuffle dilakukan karena berkaitan dengan dukungan salah satu partai, maka harus dilihat secara lebih luas.
"Maksudnya barangkali dari sisi pembantu presiden harusnya lebih efektifkan fungsinya, terutama menjaga komunikasi politik dan dukungan partai politik kepada presiden," ujarnya.
Basarah menuturkan hubungan antara partai pendukung pemerintah baik-baik saja. Sebabnya jangan dijadikan dasar oleh presiden untuk melakukan reshuffle.
"Saya pribadi tidak melihat adanya fluktuasi hubungan parpol pendukung. Harus lihat dari perspektif lain sehingga kalau mau ada evaluasi, evaluasi yang komprehensif dan ada otokritik di kalangan pembantu presiden," ucap Basarah.
Simak juga : Isu Reshuffle Kabinet Menguat, PDIP Incar Posisi Menteri BUMN
Sebelumnya, Juru bicara Istana Kepresidenan Johan Budi Sapto Pribowo menyampaikan bahwa belum ada informasi detil ataupun valid soal rencana reshuffle kabinet. Walaupun rumor reshuffle sudah berhembus kencang, kata ia, hal itu tidak selalu menjadi pertanda reshuffle kian dekat.
"Saya rasa, isu resuffle kabinet Jokowi sekarang ini bukan pertama kalinya. Beberapa waktu yang lalu ada isu serupa, tapi kemudian tidak berakhir reshuffle kabinet," ujar Johan Budi saat dicegat di Istana Kepresidenan, Senin, 17 Juli 2017.
AHMAD FAIZ | ISTMAN MP