TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan menjajaki kemungkinan kerjasama pemasaran ikan dan beras dengan para petani di Sleman. Mengingat Sleman merupakan sentra ikan dan beras di wilayah DI Yogyakarta. Sedangkan pasokan beras dan kebutuhan sehari-hari lainnya untuk masyarakat Jakarta lebih banyak dipasok dari Jawa, khususnya Jawa Barat dan sebagian Lampung.
“Selain silaturahmi, kami datang mengeksplorasi untuk mendapatkan potensi kerja sama dengan Sleman,” kata Anies saat berdialog dengan petani, warga, dan mahasiswa di Pasar Ikan Mino Nogotirto, Sleman, Rabu, 19 Juli 2017.
BACA: Anies Baswedan Ogah Mengikuti Gaya Ahok
Anies Baswedan memaparkan, jumlah warga Jakarta yang tercatat telah mempuyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebanyak 10,150 juta orang. Sedangkan salah satu permasalahan besar yang dihadapi penduduk Jakarta adalah biaya hidup yang tinggi karena tingginya permintaan, tetapi dengan pasokan kebutuhan yang terbatas. Seperti kebutuhan rumah tinggi, tetapi harga tanah mahal dan jumlah terbatas. Begitu juga dengan konsumsi makanan segar dan air bersih. “Otomatis harga naik,” kata Anies.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Koperasi Jaringan Mitra Perikanan Sleman, Parijo, 38 tahun menjelaskan, koperasinya mengelola lahan pertanian padi yang sekaligus untuk pemeliharaan ikan air tawar atau yang dikenal dengan istilah sistem mina padi. Ikan-ikan tersebut dipelihara di dalam air tawar yang dibuat mengelilingi petak-petak sawah.
BACA: Anies Baswedan Terinspirasi Tata Kelola Pemerintahan Yogyakarta
Ikan-ikan tersebut juga dipelihara dan dipasarkan di Pasar Ikan Mino Nogotirto yang dikelolanya. Warga yang datang bisa membeli dengan cara memancing sendiri maupun mengkonsumsi dalam bentuk matang di warung yang juga disediakan di sana.
Pembudidayaan padi dan ikan itu mendapat pendampingan dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pengurus Daerah Muhammadiyah Sleman. “Kami panen padi dan ikannya tiga bulan sekali,” kata Parijo.
Sekali panen ikan sebanyak 1,7 ton atau sekitar 15 ribu ekor. Sedangkan panen padi jenis menthik wangi yang ditanam sebanyak sekitar lima ton per hektare. Padi yang ditanam pun menggunakan pendekatan System of Rice Intensification (SRI) yang sudah banyak ditinggalkan petani.
BACA: Bertemu Lurah hingga Sekda DKI, Anies: Ini untuk Kenalan
Dalam sistem tersebut, padi yang ditanam bisa dipanen dalam waktu tiga bulan dengan jumlah bulir padi lebih banyak hingga dua kali lipat sistem biasa. “Dan berasnya sehat. Tanpa pestisida,” kata Bupati Sleman Sri Purnomo menambahkan.
Lantaran apabila hama yang menyerang disemprot menggunakan pestisida, justru akan mengakibatkan ikan-ikan yang dikembangbiakkan di sekitar sawah mati.
Untuk produksi beras di Sleman, menurut Sri surplus 108 ribu ton per tahun. Hanya saja untuk produksi ikan air tawar masih kurang karenaa tingkat konsumsi di Sleman dan wilayah DIY tinggi. “Banyak pendatang. Terutama mahasiswa,” kata Sri.
Dari hasil dialog tersebut, Anies mengakui cukup berat apabila mendatangkan ikan-ikan dari Sleman untuk dikirim ke Jakarta. Lantaran kebutuhan ikan di wilayah DIY masih kurang. “Kalau nanti (DIY) sudah tercukupi, kami akan sediakan pasarnya (di Jakarta),” kata Anies Baswedan
PITO AGUSTIN RUDIANA