TEMPO.CO, Jakarta - Sentot Setiyadi, 46 tahun, yang membawa kabur bus Transjakarta bernomor polisi B-7450-TGC sampai Pekalongan, Jawa Tengah, bukan orang baru di pul bus PT Mayasari Bakti, Cijantung, Jakarta Timur.
Sentor adalah salah seorang sopir bus Transjakarta yang telah lima bulan bekerja untuk PT Mayasari Bakti. Bus itu diketahui keluar pada pukul 14.00, Selasa, 25 Juli 2017. Pada hari itu, bus yang dicuri memang sedang tidak dioperasikan. Bus itu biasanya beroperasi di koridor 2. Mayasari merupakan pihak swasta yang mengoperasikan bus Transjakarta.
Menurut Asisten Direktur Mayasari Bakti Ahmad Zulkifli, pelaku berhasil mengelabui penjaga keamanan. "Ia mengatakan sedang buru-buru untuk mengantarkan rombongan anak sekolah. SPJ (surat perintah jalan)-nya dia sebut belakangan saja," ujar Ahmad Zulkifli saat dikonfirmasi Tempo, Kamis, 27 Juli 2017.
Ahmad mengatakan setiap bus yang keluar dari pul harus mendapatkan SPJ terlebih dahulu. Namun dalam kasus ini, ia mengatakan ada kesalahan prosedur yang dilakukan oleh salah satu anggota keamanan pul. "Saat ia (sopir) tak menunjukkan SPJ, seharusnya sekuriti sudah curiga dan melarang bus keluar," kata dia.
Kehilangan itu baru diketahui pada Rabu dinihari, 26 Juli 2017. Bus yang hari itu seharusnya beroperasi, tak ada di garasinya. "Rapat dadakan kami gelar segera," kata Ahmad.
Koordinasi dengan pihak Transjakarta dan pelacakan bus langsung dilakukan. Namun sang sopir mematikan alat pelacak yang dipasang di dalam bus. Walhasil, bus tak berhasil dilacak. Koordinasi dengan pihak agen pemegang merek (APM) pun dilakukan.
Dari peralatan yang dimiliki pihak APM, lokasi bus bisa terdeteksi pada pukul 08.50 WIB. Bus itu terlacak ada di Pekalongan. "Kami langsung lapor ke Polsek Ciracas, dan kemudian berkoordinasi dengan Polres Pekalongan," kata Ahmad.
Pada Rabu malam, bus bisa dihentikan di jalan Pantura, Sipait, Sragi, Pekalongan. Bus Transjakarta beserta sopirnya telah dibawa ke Jakarta. Ahmad mengaku masih belum mengetahui motif di balik pencurian itu.
EGI ADYATAMA